JAKARTA. Kebutuhan produk farmasi memang tak pernah mati. Inilah yang membikin bisnis farmasi senantiasa tumbuh. Sayangnya, tantangan industri ini yakni bahan baku yang mayoritas masih impor, belum menemui solusi. Alhasil, belanja bahan baku industri farmasi sangat tergantung pada fluktuasi kurs dollar Amerika Serikat. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk adalah salah satu pelaku usaha yang mengaku harus menanggung belanja bahan baku lebih mahal tatkala mata uang garuda melemah seperti saat ini. Untuk itu, manajemen Sido Muncul berstrategi dengan mengerek harga jual obat. Tujuannya agar bisnis farmasi tetap menguntungkan. Direktur Utama PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Irwan Hidayat kepada KONTAN, Senin (23/3) bilang, produk farmasi dari Berlico akan naik kira-kira 5% karena pelemahan nilai tukar rupiah. Sido Muncul menaikkan harga sejak bulan Maret 2015 ini.
Hadapi rupiah, Sido Muncul kerek harga obat 5%
JAKARTA. Kebutuhan produk farmasi memang tak pernah mati. Inilah yang membikin bisnis farmasi senantiasa tumbuh. Sayangnya, tantangan industri ini yakni bahan baku yang mayoritas masih impor, belum menemui solusi. Alhasil, belanja bahan baku industri farmasi sangat tergantung pada fluktuasi kurs dollar Amerika Serikat. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk adalah salah satu pelaku usaha yang mengaku harus menanggung belanja bahan baku lebih mahal tatkala mata uang garuda melemah seperti saat ini. Untuk itu, manajemen Sido Muncul berstrategi dengan mengerek harga jual obat. Tujuannya agar bisnis farmasi tetap menguntungkan. Direktur Utama PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Irwan Hidayat kepada KONTAN, Senin (23/3) bilang, produk farmasi dari Berlico akan naik kira-kira 5% karena pelemahan nilai tukar rupiah. Sido Muncul menaikkan harga sejak bulan Maret 2015 ini.