Hadapi Tantangan Global, Ini Langkah OJK untuk Perkuat Sektor Keuangan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mengamati perkembangan kondisi perekonomian terhadap stabilitas sektor jasa keuangan, terutama akibat perang Rusia-Ukraina, percepatan normalisasi kebijakan moneter negara maju, dan dampak dari kenaikan inflasi global. 

Wimboh Santoso Ketua Dewan Komisioner OJK mengatakan, OJK akan terus bersinergi bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam memperkuat ketahanan sektor jasa keuangan dan menjaga SSK serta meningkatkan peran sektor jasa keuangan dalam mendorong akselerasi pemulihan ekonomi nasional termasuk ekonomi hijau. 

Sehubungan dengan hal tersebut, OJK memperpanjang kebijakan stimulus perekonomian berupa relaksasi penurunan bobot risiko (ATMR) kredit bagi kredit kendaraan bermotor yang mendapatkan relaksasi PPnBM dan kredit dalam rangka produksi dan konsumsi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) menjadi 50% hingga Desember 2022.


“OJK juga akan memperluas scope pembiayaan ekosistem sektor KBLBB dari hulu ke hilir, mulai dari industri baterai sebagai komponen penting industri KBLBB, perusahaan penyedia charging station, dan perusahaan manufaktur kendaraan bermotor listrik,” kata Wimboh dalam Konferensi Pers KSSK, Rabu (13/4).

Baca Juga: JULO Mendapat Pendanaan US$ 80 Juta dari Credit Saison

Selain itu, lanjutnya, OJK juga akan memperluas insentif dalam mempercepat pengembangan sektor-sektor prioritas Pemerintah, di antaranya khususnya yang menerapkan prinsip ekonomi hijau seperti industri pengolahan yang mendukung pengembangan hilirisasi industri mengembangkan energi terbarukan.

Kemudian mendukung pembiayaan ke UMKM yang berwawasan lingkungan dan mengimplementasikan ekonomi hijau, memperluas pembiayaan kepada sektor manufaktur yang menerapkan prinsip ekonomi hijau dalam operasionalnya, serta memperluas cakupan ekspor hasil pengolahan industri berbasis hijau.

OJK juga terus memberikan dukungan untuk mengembangkan UMKM. Kebijakan mendukung UMKM melalui peningkatan pendalaman pasar keuangan dengan mendorong pembiayaan alternatif berbasis digital kepada pelaku UMKM di antaranya melalui BWM digital, P2P lending dan securities crowdfunding

UMKM akan diberikan peluang untuk melakukan penghimpunan dana di pasar modal. “Salah satunya melalui papan akselerasi UMKM termasuk memberikan kesempatan kepada BPR untuk melakukan IPO di pasar modal,” pungkas Wimboh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi