Hadapi Tantangan Keterbatasan Pasokan Energi, Begini Jurus Humpuss Maritim



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Humpuss Maritim Internasional (HUMI) telah menyiapkan berbagai strategi dalam menyongsong tahun 2023.  Perseroan mengaku siap menghadapi berbagai tantangan yang ada. 

Berbagai permasalahan seperti keterbatasan pasokan energi hingga pemanasan global menjadi salah satu topik pembahasan yang saat ini ramai diperbincangkan sebagai tantangan dunia industri untuk tahun-tahun ke depan.

“Melalui beberapa segmen usaha seperti mulai dari kebutuhan jasa sewa kapal, jasa shipping management hingga ketersediaan awak kapal termasuk pengembangan awak melalui Pusat Pelatihan Awak Kapal, kami yakin mampu menjawab tantangan industri yang semakin ketat ke depannya,” kata Direktur Utama HUMI Tirta Hidayat dalam keterangannya, Selasa (27/11).


Permasalahan energi jadi topik yang sering didiskusikan dalam taraf internasional setelah adanya keputusan Rusia melakukan serangan militer ke Ukraina yang berdampak pada melonjaknya harga komoditas energi berbasis fosil seperti minyak mentah dunia.

Baca Juga: Tahun Depan, Mobil Anak Bangsa (MAB) Mulai Kembangkan Truk Listrik

Permintaan energi bersih di tingkat global, termasuk Indonesia, cenderung meningkat. Tirta mengatakan LNG menjadi pilihan tepat dalam transisi energi Indonesia menuju energi bersih mendukung ekonomi Indonesia yang tangguh dan tumbuh.

Sebagai perusahaan yang juga memiliki andil dalam perkembangan infrastruktur energi di Tanah Air, HUMI turut menunjukkan perannya dalam mengatasi permasalahan energi itu dengan berpartisipasi dalam sejumlah proyek besar untuk menunjang industri hulu energi Tanah Air.

Melalui PT GTS Internasional Tbk (GTSI), HUMI sebelumnya telah berpartisipasi dalam pembangunan fasilitas penyimpanan dan regasifikasi terapung LNG (Liquified Natural Gas) atau gas alam cair bernama FSRU Jawa Satu yang terletak di perairan Cilamaya, Jawa Barat.

Infrastruktur pendukung LNG itu pun memiliki peran yang strategis untuk menyuplai bahan baku bagi pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) Jawa Satu yang memiliki kapasitas produksi listrik mencapai 1.760 mega watt (MW) untuk wilayah Jawa dan Bali.

Keterlibatan GTSI dalam FSRU Jawa Satu pun juga berdampak secara positif bagi aspek lingkungan. Pengoperasian PLTGU terbukti memiliki dampak yang minim bagi lingkungan jika dibandingkan dengan pengoperasian pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang merupakan salah satu kontributor besar penghasil gas rumah kaca (GRK).

Rekam jejak GTSI selama lebih dari 30 tahun di industri logistik dan transportasi LNG telah dikenal bukan hanya di kancah domestik, tetapi juga di pasar internasional, khususnya jasa manajemen kapal untuk LNG Carrier (LNGC).

Pada sisi operasional lainnya, lanjutnya, HUMI memiliki SDM awak kapal yang berpengalaman, kompeten dan tersertifikasi. HUMI juga melakukan pemeliharaan kapal secara reguler sebagai salah satu kunci efektivitas dan menjamin ketepatan waktu dalam pengiriman muatan.

Baca Juga: Jokowi Bangga Kereta Buatan INKA Modern Tanpa Masinis, Seperti Apa Kelebihannya?

Tirta memaparkan bahwa lini bisnis jasa manajemen kapal (ship management) menjadi salah satu keunggulan HUMI.  Operasional kapal untuk kepentingan aktivitas minyak dan gas ini membutuhkan tingkat kompleksitas operasional dan teknikal yang sangat tinggi serta aspek quality, security, safety, health & environmental (QS-SHE) yang tidak dapat dikompromi.

Untuk itu, HUMI memberikan perhatian lebih kepada awak kapal yang disediakan dan ditempatkan untuk para prinsipal atau pelanggan. Seluruh awak kapal wajib bersertifikasi sesuai dengan standar yang diminta oleh prinsipal.

“Karena tanpa awak kapal yang mempunyai skill dan tersertifikasi, maka operasional kapal tidak dapat berjalan dengan baik. Itulah yang membuat pelayanan HUMI berbeda dengan perusahaan sejenis lainnya,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi