JAKARTA. PT Jalur Nugraha Eka Kurir alias JNE bersiap diri menghadapi perdagangan bebas dalam lingkup masyarakat ekonomi ASEAN (MEA). Demi memenangkan persaingan, mereka menyiapkan dana investasi Rp 500 miliar. Sumber dana investasi berasal dari utang dan kas internal. Komposisinya; 60% utang dan 40% kas internal. JNE akan memakai dana tersebut untuk tiga tujuan. Pertama, JNE akan mengalokasikan Rp 329 miliar untuk mengembangkan teknologi, antara lain: belanja printer, komputer dan perangkat bergerak. "Kami akan membuat aplikasi mobile agar memudahkan konsumen berinteraksi," ujar Abdul Rahim Tahir, Chief Executive Officer PT Jalur Nugraha Ekakurir, Jumat (11/12).
Rencana lain pengembangan teknologi yakni, JNE akan mencuil dana investasi Rp 50 miliar untuk menambah server baru. Selain di Jakarta, JNE berniat membikin server pendukung di Surabaya, Jawa Timur. Kedua, JNE akan mengeluarkan Rp 100 miliar untuk membangun dua gudang penyimpanan. Satu gudang seluas 20.000 meter persegi (m²) terletak di dekat area bandar udara Soekarno Hatta di Cengkareng, Banten. Gudang ini untuk bisnis mendukung pengiriman ekspres. Di sana, akan tersedia peralatan otomatis yang bisa menangani 10.000 pengiriman per jam. "Kalau di Cikarang akan digunakan sebagai gudang logistik yang akan memberikan nilai tambah mulai dari jasa penyimpan hingga pelabelan," terang Tahir. Lalu, satu gudang yang lain, akan JNE bangun di atas lahan seluas 30.000 m². JNE tak memakai sendiri gudang itu tapi akan menyewakan kepada perusahaan lain. Meski belum beroperasi, manajemen JNE menyatakan, sudah ada perusahaan sektor barang konsumsi dan e-commerce yang ingin menyewa gudang mereka. Periode penyewaan selama tiga tahun hingga lima tahun. Perlu diketahui, saat ini rencana pembangunan dua gudang masih menunggu perizinan. Perkiraan JNE, proses pembangunan bisa dimulai pada bulan Februari 2016. Sementara pembangunan akan memakan waktu lebih dari 12 bulan. Dengan mengikutsertakan proyeksi pemasangan alat dan pelatihan pegawai, JNE menargetkan kedua gudang anyar bisa beroperasi pada akhir 2017.
Ketiga, memakai sisa dana investasi untuk tujuan lain. Semisal, mencuil dana Rp 10 miliar untuk penambahan armada kendaraan dan Rp 5 miliar untuk pengembangan sumber daya manusia (SDM). Selain tiga rencana tadi, JNE ingin membuka cabang di China melalui perusahaan patungan bersama perusahaan di negara itu. Tanpa menyebutkan identitas mitra bisnis, mereka bilang ini adalah strategi memperluas pasar ke kawasan Asia. "Kami akan membantu inbound mereka dan kami akan melakukan outbond," beber Rahim. JNE berharap aneka rencana tahun 2016 bisa menopang target pertumbuhan volume pengiriman barang sebesar 30%. Hingga akhir tahun 2015, mereka memprediksi volume pengiriman barang mencapai 121 juta resi. Jadi, target tahun depan yakni 157,3 juta resi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Havid Vebri