KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat ini sektor penerbangan menjadi yang paling terpukul akibat pandemi Covid-19 tidak terkecuali PT Garuda Indonesia Tbk (
GIAA) yang kehilangan 90% penumpang semenjak masa pandemi. Pandemi virus (Covid-19) menyebabkan pergerakan masyarakat berkurang, yang pada akhirnya 70% pesawat Garuda tidak terbang, hanya parkir tanpa operasi atau grounded. Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyebut, Kargo saat ini menjadi solusi untuk membuat bisnis maskapai plat merah ini tetap berjalan.
"Harapannya di masa depan kargo bisa menopang bisnis 30% sampai 40%. Ini momentum tepat untuk menggenjot bisnis kargo karena sekarang
year on year saja pertumbuhannya sampai 200%," papar Irfan dalam forum Jakarta Chief Marketing Officer (CMO) Club yang digelar secara virtual, Rabu (8/7).
Baca Juga: HIPMI siap menjalin kerja sama dengan Garuda Indonesia Irfan menjelaskan, industri penerbangan paling cepat recovery sekitar 2022, bahkan menurutnya, ada yang memprediksi sampai dengan 2023. "Walau sekarang penumpang sudah mulai naik, jumlahnya sama sekali tidak signifikan. Survei internal menyatakan 60% sampai 70% pelanggan kami lebih memilih
wait and see apakah aman atau tidak naik pesawat," ungkapnya. Irfan menyampaikan, Garuda Indonesia tidak akan kuat menanggung sampai sejauh itu. Bahkan jika tahun 2021 kapasitas penumpang diprediksi sampai 50% sekalipun. Sehingga kini dengan izin pemerintah pesawat-pesawat Garuda Indonesia diubah untuk kargo, termasuk kabin penumpang. Selain kargo, Irfan juga berharap pada penumpang luar negeri yang masuk Indonesia untuk berlibur, terutama pasca Covid-19. Karena potensinya dianggap lebih besar ketimbang membawa orang Indonesia ke luar negeri. Ia berharap ada direct flight untuk menyambungkan langsung Eropa dan Amerika ke Bali. Sementara itu, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didin Junaedi menyampaikan, ada negara lain yang potensinya besar dan tidak boleh lepas dari radar. "Kita lihat India walau sekilas banyak penduduk miskin, penduduk berpenghasilan tingginya juga banyak. Akan sangat luar biasa jika dibawa ke Indonesia apalagi jika ada
direct flight langsung ke Bali dan bisa diakomodasi oleh Garuda Indonesia," ungkapnya.
Baca Juga: Bos Garuda yakin sirkulasi udara di pesawat justru cegah penularan corona, kok bisa? Alasan lain fokus ke Bali, harapannya turis-turis asing bisa memperpanjang waktu liburan dengan kunjungan ke wilayah sekitar Bali seperti Labuan Bajo sampai Jogja. "Lalu sekarang untuk jangka pendek selain kargo seperti apa? Kami berharap masyarakat Indonesia tidak perlu jauh-jauh berlibur ke luar negeri. Di Indonesia saja dulu, maksimalkan domestic tourism. Bukan hanya untuk bisnis maskapai saja, tetap kami punya misi untuk menghidupkan kembali ekonomi-ekonomi lokal yang sempat redup karena Covid-19. Jangan tunggu 2022, karena minimal akhir tahun wisatawan domestik seharusnya mulai menunjukkan pergerakan," kata Didin. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto