KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok menunjukkan perlambatan. Padahal dua negara tersebut merupakan negara tujuan utama ekspor Indonesia. Menghadapi tekanan tersebut BI melihat perlu adanya upaya membuka pasar baru serta mengambil kesempatan relokasi dari Tiongkok diarahkan ke Tanah Air. Kendati demikian, Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah melihat upaya yang lebih realistis ketimbang melihat dari sisi ekspor. "Lebih realistis menahan laju impor," jelas Piter saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (4/3). Upaya nyatanya, sebenarnya sudah dilakukan oleh pemerintah. Antara lain kewajiban B20 dan pengenaan pajak pada 1.147 barang konsumsi. Namun, Piter menambahkan yang lebih perlu ditinjau adalah kebijakan pelonggaran impor seperti kebijakan post border agar impor tidak membanjiri pasar dalam negeri. Kebijakan pengawasan di luar pelabuhan ini dianggap kurang efektif dalam menahan laju impor.
Hadapi tekanan perdagangan, ekonom Core: Lebih realistis menahan laju impor
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok menunjukkan perlambatan. Padahal dua negara tersebut merupakan negara tujuan utama ekspor Indonesia. Menghadapi tekanan tersebut BI melihat perlu adanya upaya membuka pasar baru serta mengambil kesempatan relokasi dari Tiongkok diarahkan ke Tanah Air. Kendati demikian, Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah melihat upaya yang lebih realistis ketimbang melihat dari sisi ekspor. "Lebih realistis menahan laju impor," jelas Piter saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (4/3). Upaya nyatanya, sebenarnya sudah dilakukan oleh pemerintah. Antara lain kewajiban B20 dan pengenaan pajak pada 1.147 barang konsumsi. Namun, Piter menambahkan yang lebih perlu ditinjau adalah kebijakan pelonggaran impor seperti kebijakan post border agar impor tidak membanjiri pasar dalam negeri. Kebijakan pengawasan di luar pelabuhan ini dianggap kurang efektif dalam menahan laju impor.