Hadapi Tren Kenaikan Suku Bunga, BNI Fokus Tingkatkan Transaksi Nasabah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan harus kembali meninjau ulang strategi dalam mengelola likuiditas. Terlebih di masa tren kenaikan suku bunga, akan membuat bank berebut dana masyarakat. 

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk misalnya BNI menyatakan akan fokus untuk meningkatkan transaksi nasabah baik ritel maupun wholesale. Corporate Secretary Bank BNI Okki Rushartomo menyebut dengan strategi itu, maka BNI akan mendatangkan dana pihak ketiga (DPK yang sticky). 

“Juga tidak sensitif terhadap pergerakan suku bunga. Hal ini penting karena adanya tren kenaikan suku bunga di tahun 2022 ini,” ujarnya kepada Kontan.co.id pada Jumat (30/9). 


Kendati demikian, Okki memastikan kondisi likuiditas BNI saat ini dirasa masih cukup memadai. Hal ini tercermin dari loan to deposit ratio (LDR) yang berada di level 90% saat ini. Sementara liquidity coverage ratio (LCR) dan net stable funding ratio (NSFR) jauh di atas syarat regulasi. 

Baca Juga: LPS Minta Perbankan Antisipasi Pertumbuhan DPK yang Mulai Melandai

“Kami mengelola likuiditas dengan hati-hati dengan tetap memperhatikan kondisi suku bunga pasar,” paparnya. 

Asal tahu saja, Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bps) dalam dua bulan terakhir. Kini, bunga BI bertengger di level 4,25%, sejumlah ekonom memprediksi kenaikan bunga acuan akan terus terjadi guna meredam inflasi. 

Seiring dengan itu, Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) mengerek bunga penjaminan simpanan. Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan dewan komisioner menggunakan pertimbangan dalam menaikkan bunga simpanan ini.  

Rapat Dewan Komisioner LPS menetapkan untuk menaikkan tingkat bunga penjaminan bank umum rupiah sebesar 25  basis poin (bps) menjadi 3,75%. Sedangkan tingkat bunga penjaminan bank umum valuta asing naik 50 bps menjadi 0,75%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi