Hadapi Tren Penurunan Harga Batubara, Pelaku Usaha Jaga Efisiensi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren penurunan harga batubara terjadi belakangan ini. Kondisi ini membuat pelaku usaha berupaya menjaga tingkat efisiensi sembari terus mengejar target produksi.

Harga Batubara Acuan (HBA) periode September turun cukup dalam. Batubara kalori 6.322 kcal/kg GAR, total moisture 12,26%, sulphur 0,66%, dan Ash 7,94% berada di harga US$ 133,13 per ton yang pada bulan sebelumnya berada diangka US$ 179,90 per ton.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia menjelaskan, pelaku usaha melakukan efisiensi disisi operasional usaha dalam menghadapi penurunan harga komoditas.


Meski demikian, efisiensi yang dilakukan sejauh ini dipastikan belum berdampak pada tenaga kerja.

Baca Juga: Produksi Batubara Indonesia Akan Mulai Menurun pada Tahun 2030

"Sejauh ini perusahaan tetap berusaha memaksimalkan produksi sesuai dengan RKAB,"  ungkap Hendra kepada Kontan, Senin (25/9).

Sementara itu, Head of Corporate Communication PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) Febriati Nadira mengungkapkan, pihaknya senantiasa fokus pada hal-hal yang dapat dikendalikan seperti kegiatan operasional.

"Keunggulan operasional serta efisiensi biaya merupakan hal-hal yang menjadi perhatian perusahaan," jelas Febriati. 

Selain itu, ADRO memastikan fluktuasi harga batubara saat ini belum memberi dampak pada perubahan rencana kerja ditahun ini. ADRO masih mematok angka penjualan batubara tahun ini dikisaran 62 juta ton hingga 64 juta ton.

Hingga 30 Juni 2023, volume produksi batu bara Grup Adaro mencapai 33,41 juta ton dan volume penjualan periode ini mencapai 32,62 juta ton.

"Kami akan terus mengikuti perkembangan pasar dengan tetap menjalankan kegiatan operasional sesuai rencana," tambah Febriati.

Baca Juga: Indonesia Targetkan Hilirisasi Migas US$ 68,1 Miliar hingga 2040, Ini Tantangannya

Direktur PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Dileep Srivastava menjelaskan, dalam jangka menengah, permintaan batubara diperkirakan akan meningkat di Asia namun pasokan untuk ekspor dapat menyusut karena semakin terbatasnya pendanaan untuk meningkatkan kapasitas batubara.

Adapun, sejumlah strategi disiapkan perusahaan dalam menghadapi kondisi harga batubara saat ini.

"Tujuannya yaitu memproduksi batubara yang kualitasnya sesuai permintaan, optimalisasi biaya, mengendalikan jumlah input dan memperhatikan perkembangan pasar," pungkas Dileep. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .