Hadir di Bali, OXO Group Fokus Garap Properti Konsep Boutique Lifestyle



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga dan tingkat okupansi properti di Bali terus meningkat didorong oleh industri pariwisata di wilayah ini yang kian bergairah. Tidak hanya warga lokal, warga negara asing juga ikut mendapatkan keuntungan dari bisnis properti di Bali. 

Johannes Weissenbaeck, Founder dan CEO OXO Group Indonesia mengungkapkan bahwa pasar properti di Bali telah terbukti resilience ketika pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Meski awalnya pandemi memukul bisnis ini, namun fenomena itu juga kemudian  memunculkan celah pasar properti baru, yaitu pasar properti berkonsep boutique lifestyle.

“Hal ini dimungkinkan karena pada saat pandemi, semua orang bisa bekerja dari mana saja. Bali menjadi salah satu tujuan utama dari tren baru ini dan yang  lebih mengagetkan adalah tren tersebut masih bertahan hingga sekarang. Ini menjadi bahan bakar untuk pasar properti berkonsep boutique lifestyle,” kata Johannes dalam keterangannya, Senin (26/2).


Johannes mengakui jumlah supplai properti di Bali mamang meningkat pesat. Namun, pasarnya juga meningkat. Ia menggabarkan, di kawasan Canggu saja baru ada sekitar 3.200 unit kunci akomodasi yang disewakan pada tahun 2019. Namun, saat ini jumlahnya sudan mencapai 5.000 kamar. Dan tahun depan diprediksi akan bertambah menjadi 6.000 unit. 

Baca Juga: Sektor Hotel dan Restoran di Bali Jadi Lokasi Favorit Investor Asing

Sementara itu, tingkat okupansi properti akomodasi di Bali terus meningkatkan. Secara umum, rata-rata tingkat okupansi kamar di Bali saat ini mencapai 61%. Properti yang dikelola OXO Group bahkan lebih tinggi lagi, yakni 68%. “Selain itu, OXO Group juga berhasil menjual habis dua proyek pengembangan kami di kawasan Canggu selama pandemi.” tambahJohannes.

OXO Group Indonesia merupakan perusahaan pengembangan dan manajemen properti dengan visi  menciptakan gaya hidup yang menginspirasi dan bermanfaat bagi para tamu dan investor. Sejak awal tahun 2015, produk properti dan pengalaman OXO dikenal memiliki desain cerdas dan layanan premium, serta mengedepankan prinsip berkelanjutan (sustainability).

Saat ini, OXO telah mengembangkan dan memiliki sekitar 30 properti di Bali senilai Rp 700 miliar, yang terdiri dari hunian pribadi, vila, townhouse, studio co-working, resor, dan kapal pesiar sepanjang 20 meter di Taman Nasional Komodo. 

Perusahaan ini sudah menyelesaikan pengembangan enam proyek properti di Bali dan tiga lagi dałam proses konstruksi. Pada Mei tahun ini, OXO berencana meluncurkan satu proyek baru lagi. “ Kami kami sekedar menyediakan properti, tetapi lebih ke lifestyle,” Johannes.

Johannes Weissenbaeck adalah seorang wirausahawan dengan lebih dari 25 tahun pengalaman bisnis di Inggris, Australia, Austria, Jerman dan Indonesia. Pada akhir tahun 2014, ia pindah ke Bali dan mengembangkan properti pertama OXO, yaitu villa mewah Chameleon, yang mendapatkan penghargaan dan pengakuan internasional. Sejak saat itu, ia terus mengembangkan OXO menjadi salah satu perusahaan pengembangan dan pengelolaan properti butik terkemuka di Bali.

”Pasar global menjadi dasar pemikiran kami untuk menjalin kolaborasi strategis dengan ONE Global Capital serta Nuanu. Kami percaya, kolaborasi ini akan semakin mempercepat realisasi visi kami menuju pasar dunia,” kata Johannes.

ONE Global Capital adalah perusahaan platform investasi besutan Iwan Sunito, sementara Nuanu diprediksi menjadi kawasan Hot Spot baru seluas 50 hektare di Bali setelah Canggu dalam satu hingga tahun ke depan.

Baca Juga: Tren Pergudangan Bertumbuh, Vastland Indonesia (VAST) Fasilitasi Green Warehouse

“Salah satu kekuatan kami adalah kami bisa mengikuti tren pasar baru, seperti halnya Neo Luxury. Para penganut paham Neo Luxury memandang kemewahan tidak lagi dibatasi oleh material bahan bangunan yang digunakan—misalnya marmer—namun mereka lebih melihat value, experience, dan gaya hidup berkelanjutan,” jelas Johannes.

Menurutnya, OXO merupakan perusahaan pengembang yang selalu mengedepankan gaya hidup berkelanjutan. Semua properti yang dibangun oleh OXO dilengkapi dengan panel tenaga surya, area resapan air hujan, water treatment, penyaring air osmosis, hingga bahan baku hasil daur ulang atau dapat didaur ulang. “Kami bahkan telah menerapkan Zero Waste dalam setiap proyek properti kami, dan kami telah melakukan semua hal tersebut sejak awal kami berdiri,” katanya.

Bukan hanya menerapkan gaya hidup berkesinambungan, OXO juga merangkul komunitas disabilitas lokal guna mendukung usaha mereka. “Ini adalah sesuatu yang selalu kami lakukan, yaitu memberi dampak kepada komunitas lokal. Melalui pemberdayaan komunitas disabilitas sebagai pendukung usaha OXO, kami mencoba membantu mereka untuk bisa lebih mandiri dan kreatif,” pungkas Johannes.    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dina Hutauruk
TAG: