KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Presiden (Wapres) Ma`ruf Amin mengajak para pebisnis negara – negara ASEAN untuk meningkatkan kerja sama kawasan. Salah satunya terkait kerja sama sektor pangan. Ma`ruf merasa senang mengetahui penghargaan bisnis ASEAN pada malam hari ini mencakup kategori UMKM. Dia berharap, kerja sama antar-bisnis besar, menengah, dan kecil semakin kokoh dan saling menguntungkan. Ma,ruf menyebut, terdapat lebih dari 70 juta UMKM di ASEAN. Lebih dari 90% usaha domestik di negara-negara ASEAN berbentuk UMKM. Di kawasan, UMKM berkontribusi menciptakan 85% lapangan kerja, serta menghasilkan 44% PDB dan 18% ekspor nasional.
Baca Juga: Arsjad Rasjid: Ekspor Komoditas Pangan Sesama Negara ASEAN Masih Minim Menurut Ma’ruf, sebaran UMKM di perkotaan dan perdesaan menjadikan UMKM tulang punggung bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan upaya mempersempit ketimpangan. UMKM juga menjadi motor penggerak inovasi dan kreativitas di kawasan. Wapres menekankan kembali, ASEAN berharga bagi 660 juta masyarakatnya, bagi kawasan Indo-Pasifik dan bagi dunia. Terlebih negara – negara ASEAN ingin menjadikan ASEAN sebagai mesin pertumbuhan ekonomi dunia yang berkelanjutan, menghormati kelestarian lingkungan, demi meraih masa depan yang sejahtera sekaligus menjaga keberlangsungan planet bumi dan kemanusiaan. Ma’ruf menilai ASEAN patut optimis karena di tengah muramnya ekonomi dunia, ekonomi ASEAN tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi global. Para pemimpin ASEAN juga berkomitmen untuk mengimplementasikan ekonomi hijau. Di luar itu, dunia sekarang ini juga dikepung oleh masalah ketimpangan ekonomi. Oleh sebab itu, agenda demokrasi ekonomi mesti menjadi konsensus utama yang diusung oleh para pemimpin politik dan bisnis ASEAN. Yakni ikhtiar memadukan tujuan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi dalam satu paket pembangunan, salah satunya melalui afirmasi utuh terhadap pelaku UMKM. Wapres juga mengajak untuk memperkuat kolaborasi dalam merumuskan solusi atas persoalan mendesak yang berdampak pada semua pihak. Termasuk ancaman perubahan iklim, fluktuasi ekonomi, dan perubahan sosial. “Khusus terkait persoalan iklim, masalah ini telah memperburuk ancaman terhadap ketahanan pangan. Saya mengajak seluruh pemangku kepentingan di ASEAN untuk memberikan perhatian lebih pada kerja sama penguatan ketahanan pangan, karena kawasan kita tidak kebal dari persoalan ini,” ujar Ma’ruf pada ASEAN Business Awards, Senin (4/9). Pada kesempatan ini, Wapres juga berbagi pengalaman Indonesia dalam mendukung UMKM di dalam negeri melalui pemberdayaan ekonomi pesantren.
Baca Juga: ASEAN BAC Dorong Investasi di Lima Sektor, Begini Penjelasan Arsjad Rasjid Ma’ruf mengatakan, pesantren merupakan institusi pendidikan yang sangat khas Indonesia. Pesantren di masa lalu ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Kini peran dan fungsi pesantren terus mengalami ekspansi mengikuti perkembangan di tingkat nasional dan global. Antara lain, penguatan fungsi pesantren sebagai penggerak kemandirian ekonomi rakyat, khususnya dalam menghasilkan produk-produk halal.
Menurut Ma,ruf, ekonomi pesantren telah menjadi bagian dari strategi pengembangan ekonomi syariah nasional dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Apalagi jumlahnya mencapai puluhan ribu dan menyebar di seluruh pelosok tanah air. Pesantren di Indonesia memiliki potensi ekonomi yang layak untuk dikembangkan secara optimal dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi ketimpangan. “Persatuan dan sentralitas ASEAN adalah kekuatan utama pendorong terciptanya perdamaian, stabilitas, dan pertumbuhan di kawasan,” pungkas Ma’ruf. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .