KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mewakili Pemerintah Indonesia pada acara China-ASEAN Forum on Emerging Industries 2023 di Shenzhen, China, Selasa (4/7). Menperin Agus mengatakan, sektor industri ASEAN mampu menyumbang sebesar 35% dari Produk Domestik Regional Bruto. Sementara itu, kontribusi sektor industri terhadap PDB nasional juga meningkat drastis sejak pandemi, yang mencapai 16,77% pada triwulan I tahun 2023. "Kami berharap Forum China-ASEAN mampu menjaga momentum di tengah lingkungan global yang amat dinamis," kata Menperin Agus dalam siaran pers, Selasa (4/7).
Baca Juga: Jokowi Beberkan 4 Kerja Sama Indonesia-Australia yang Jadi Prioritas di Masa Depan Menurutnya, kolaborasi sangat diperlukan untuk membangun kerja sama ekonomi yang saling menghormati dan menguntungkan, termasuk menjamin keberlanjutan rantai nilai di kawasan. Untuk diketahui, China-ASEAN Forum mengangkat tema
openness, inclusiveness, coordination and sharing for greater practical cooperation in emerging industries. Di forum ini, Menperin mengangkat isu-isu prioritas dari Keketuaan ASEAN 2023. Terkait isu prioritas ekonomi yang terkait upaya recovery and rebuilding, Menperin mengemukakan, Indonesia akan mendorong prospek pemulihan untuk membangun kembali pertumbuhan regional, konektivitas, dan daya saing, serta memperkuat ketahanan pangan dan keuangan dengan memastikan rantai pasok pangan. “ASEAN bertekad untuk membuat koalisi kerja sama yang kuat, optimis, dan didorong dengan semangat persatuan," ujar dia. Menperin Agus menerangkan, ASEAN adalah kawasan yang memiliki potensi besar. Hal tersebut mencakup antara lain penduduknya yang mencapai lebih dari 650 juta jiwa serta pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi. Isu berikutnya mempercepat transformasi ekonomi digital yang inklusif dan partisipatif, serta meningkatkan infrastruktur digital yang berkualitas untuk menjembatani kesenjangan digital. “ASEAN telah memiliki potensi yang sangat besar dengan estimasi nilai ekonomi digital akan mencapai US$1 triliun pada tahun 2030,” tutur dia. Menurutnya, terdapat tantangan dalam upaya pengembangan ekonomi digital, dan hal tersebut dapat diselesaikan dengan kolaborasi antara stakeholder publik dan partisipasi dari sektor privat, sehingga akan meningkatkan infrastruktur digital dan mengatasi kesenjangan digital di masyarakat. Di samping itu, ASEAN juga turut memperhatikan keberlanjutan dalam upaya perekonomian dalam rangka menerapkan praktik bisnis jangka panjang yang bermanfaat bagi generasi yang akan datang.
Baca Juga: Bertemu Ketua Oposisi Australia, Ini Harapan Jokowi “ASEAN berharap dapat menjadi pemimpin global dalam ekosistem mobil listrik. Kemitraan dengan Tiongkok sebagai produsen terbesar EV yang pangsa pasarnya mencapai sepertiga dari produksi global akan dapat mewujudkan cita-cita ASEAN menjadi lebih hijau dan berkelanjutan melalui upaya regional ini,” imbuh dia. Menperin menambahkan, pihaknya meminta kepada seluruh stakeholder untuk dapat memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh Indonesia, ASEAN, dan RRT dalam mengembangkan kemitraan yang prospektif di masa depan. “Tujuannya untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan menggunakan kemampuan yang dimiliki," pungkas dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto