Haji-Ioannou, mengepakkan Easy Jet (2)



Langkah Stelios Haji-Ioannou mendirikan maskapai penerbangan bertarif rendah merupakan pilihan tepat. Dengan strategi ini, ia berhasil menjaring pasar yang lebih luas. Bermodal dua armada sewaan, kini Haji-Ioannou telah memiliki 137 armada yang melayani penerbangan 307 rute domestik maupun internasional. Maskapai bernama Easy Jet ini seketika menjadi saingan sengit maskapai berkonsep serupa di daratan Eropa.Meski dilahirkan dari keluarga berada, Stelios Haji-Ioannou tak ingin hanya berpangku tangan menikmati kekayaan orangtuanya. Merasa jengah berada di bawah bayang-bayang ayahnya, Haji-Ioannou berinisiatif membangun bisnis sendiri. Pertama kali, ia menjajal bisnis perusahaan pelayaran bernama Tankers Stelmar pada 1992. Tak butuh waktu lama, berbekal modal £ 30 juta dari sang ayah, Haji-Ioannou pun meloncat ke bisnis penerbangan komersial. Keinginan Haji-Ioannou mendirikan maskapai penerbangan berangkat dari pengalaman pribadinya. "Saya mendapatkan ide untuk Easy Jet ketika terjebak di London dan menyadari bahwa paket liburan selama 10 hari sama dengan biaya penerbangan saya waktu itu," kata Haji Ioannou seperti dikutip majalah Times.Namun, bukan berarti keturunan Loucas ini asal mendirikan maskapai penerbangan. Haji-Ioannou sadar betul, sebagai pemain baru tak mungkin bersaing dengan pemain besar yang sudah lebih dulu eksis di dunia penerbangan. Pilihannya pun jatuh pada sebuah konsep maskapai penerbangan bertarif rendah. Tepatnya pada 18 Oktober 1995, berdirilah Easy Jet Airline Company Limited. Perusahaan ini kemudian mengoperasikan pesawat komersial bernama Easy Jet pertama kali pada 10 November 1995.

Haji-Ioannou menggunakan modal pinjaman dari ayah untuk menyewa dua pesawat Boeing 737-200 dari Independent Aviation Group Limited (IAG). Pada tahapawal, Easy Jet hanya menawarkan dua rute perjalanan, yakni London Luton-Glasgow dan London Luton-Edinburg.Lantaran tersaingi, peluncuran tarif murah itu, sempat mengakibatkan sejumlah agen kebakaran jenggot. Namun Haji-Ioannou bergeming dengan respon para pesaingnya di bisnis perjalanan.

Bahkan, tiga tahun kemudian, ia membeli 40% saham TEA Switzerland, perusahaan penerbangan carteran di Eropa yang dimiliki TEA Group. Dampak pembelian ini, nama Easy Jet berganti menjadi Easy Jet Switzerland.Setapak demi setapak Easy Jet mulai kuat menancapkan kukunya di bisnis penerbangan. Tahun 2000, perusahaan penerbangan yang berbasis di Geneva, Swiss ini mulai mencatatkan diri di bursa saham London. Sejak saat itu, langkah Easy Jet seakan tidak terbendung. Dua tahun kemudian, Haji-Ioannou mencaplok salah satu pesaingnya, Go Fly yang berbasis di London Stansted. Setahun usai ekspansi ini, ia mengumumkan penambahan rute penerbangan menjadi 11 rute .


Tapi, peristiwa mengejutkan terjadi di tahun 2004. Tanpa alasan yang jelas, Easy Jet melepas 8,4% sahamnya kepada FL Group, pemilik maskapai penerbangan Icelandair dan Sterling. Bahkan, kepemilikan saham Easy Jet di FL Group sempat melejit hingga mencapai 16,9%.Langkah FL Group tersebut sempat menimbulkan spekulasi di kalangan pebisnis. Mereka menduga, Easy Jet bakal dicaplok FL Group. Namun, dugaan itu ternyata keliru. Tak lama berselang, FL Group justru menjual sahamnya itu senilai £ 325 juta.Easy Jet juga sempat menelan pil pahit terkait langkahnya menambah rute penerbangan. Tahun 2006, Pemeirntah Italia menolak pengajuan rute barunya, Milan Malpensa-Olbia. Alasannya, rute tersebut telah diberikan untuk Meridiana Airlines sebagai rute obligasi publik.Tapi bisnis Easy Jet terus melaju kencang. Saat ini, Easy Jet memiliki 137 armada yang melayani penerbangan 307 rute domestik maupun internasional. Rute ini meliputi lebih dari 21 negara. Selain itu, Easy Jet juga masih memesan 118 armada. (Selesai)

Editor: Tri Adi