Hamas dan Israel sepakat redakan ketegangan di Jalur Gaza



KONTAN.CO.ID - GAZA. Kelompok pejuang Palestina, Hamas, yang saat ini berjaga di Jalur Gaza mengumumkan bahwa mereka telah sepakat untuk meredakan ketegangan dengan Israel di wilayah tersebut.

Al Jazeera melaporkan, upaya perdamaian kedua pihak ini berhasil dicapai dengan Qatar sebagai mediatornya. Mohammad el-Emadi merupakan utusan Qatar untuk menengahi masalah ini.

"Sebuah kesepakatan telah dicapai untuk mengekang eskalasi baru-baru ini dan mengakhiri agresi Israel terhadap rakyat kami," ungkap kantor pemimpin Hamas Yahya Sinwar, Senin (31/8) waktu setempat.


Sementara itu, pihak Israel masih belum memberikan komentar apapun terkait upaya damai, yang mungkin hanya sementara ini.

Tentara Israel telah melakukan serangan ke Gaza hampir setiap hari sejak tanggal 6 Agustus lalu. Pihak Israel berkelit bahwa serangan tersebut merupakan respons atas kiriman balon api dan serangan rudal ke Israel yang dilakukan oleh Palestina.

Baca Juga: Serangan rudal Israel di Suriah: 2 tewas, 7 luka-luka

Balon api yang diterbangkan warga Palestina dilihat sebagai upaya Hamas untuk meningkatkan persyaratan gencatan senjata informal di mana Israel berkomitmen untuk melonggarkan blokade yang telah berlaku selama 13 tahun.

Upaya "teror" dengan balon api tersebut tidak merubah pendirian Israel. Mereka justru meresponsnya dengan semakin memperketat blokade.

Blokade yang dilakukan Israel ini menyebabkan para nelayan Gaza tidak bisa melaut dengan bebas. Arus keluar-masuk barang juga terhambat sehingga pembangkit listrik di Gaza terpaksa ditutup karena kekurangan pasokan bahan bakar.

"Dalam perjanjian tersebut, Hamas mengatakan akan menghentikan peluncuran balon api serta menghentikan aktivitas warga yang berjalan di sepanjang pagar blokade pada malam hari dan melempar bahan peledak yang cukup mengganggu," Al Jazeera melaporkan.

Sebagai gantinya, Israel akan berusaha kembali ke situasi pra-eskalasi dengan mengizinkan nelayan untuk berlayar ke Laut Mediterania, mengurangi pembatasan barang yang masuk ke Gaza, dan mempermudah masuknya bahan bakar untuk pembangkit listrik.

Baca Juga: Bukan serangan Israel tapi virus corona membuat Gaza lockdown

Qatar sebagai mediator sebelumnya sudah mengirimkan utusan ke Gaza untuk memberikan bantuan dana sebesar US$ 30 juta. PIhak mereka juga langsung mengadakan pembicaraan dengan pejabat Israel di Tel Aviv.

Disebutkan bahwa Israel bersedia mengirimkan bahan bakar untuk pembangkit listrik di Gaza asalkan Hamas berhenti mengirimkan balon api ke wilayah mereka.

Upaya mediasi oleh Qatar menjadi semakin gencar dilakukan beberapa waktu terakhir sejak kasus pertama penularan virus corona terdeteksi di Gaza. Hamas langsung memberlakukan lockdown di wilayah yang menjadi tempat tinggal untuk 2 juta warga Palestina tersebut.

Pembatasan tersebut telah mendorong ekonomi Gaza ke titik terendah, membuat lebih dari setengah populasi kehilangan pekerjaan. Kondisi fasilitas kesehatan yang buruk akibat perang berkepanjangan juga memperburuk pelayanan kesehatan di wilayah tersebut.

Perdamaian antara Hamas dan Israel ini diharapkan mampu sedikit memulihkan kondisi Gaza dalam beberapa waktu ke depan.

Baca Juga: Perdamaian Israel & UEA akan menguntungkan Arab Saudi, bagaimana bisa?