KONTAN.CO.ID - KAIRO / WASHINGTON / RAFAH, Jalur Gaza - Kelompok pejuang kemerdekaan Palestina Hamas pada Rabu (9/5) menyatakan pihaknya tidak bersedia memberikan kompromi lebih banyak kepada Israel dalam perundingan gencatan senjata di Gaza. Langkah Hamas ini dilakukan meskipun perundingan masih berlangsung di Kairo dengan tujuan untuk menghentikan sementara Serangan Israel yang berumur tujuh bulan. Seperti kita tahu, Israel terus melanjutkan serangan besar besaran dengan tank dan serangan udara ke kota Rafah di Gaza selatan pada hari Rabu
Zionis Israel juga mengancam akan melakukan serangan besar terhadap kota tersebut.
Baca Juga: Israel dan Hamas Temui Jalan Buntu Soal Gencatan Senjata di Gaza Pasukan Israel bergerak melalui perbatasan Rafah dengan Mesir pada hari Selasa, memutus jalur bantuan penting bagi kemanusiaan, dan satu-satunya jalan keluar untuk mengevakuasi pasien yang terluka. Izzat El-Reshiq, anggota kantor politik Hamas di Qatar, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Rabu malam bahwa mereka tidak akan melakukan kompromi lagi, lebih dari proposal gencatan senjata yang sudah mereka terima pada hari Senin. Kompromi ini juga termasuk upaya pembebasan beberapa sandera Israel di Gaza dan Israel. Sebaliknya Hamas juga menuntut agar Wanita dan anak-anak Palestina yang ditahan di Israel dibebaskan. “Israel tidak serius untuk mencapai kesepakatan dan menggunakan negosiasi tersebut sebagai kedok untuk menyerang Rafah dan menduduki perbatasan tersebut,” kata Reshiq.
Belum ada komentar langsung dari Israel, yang pada hari Senin menyatakan bahwa proposal tiga fase yang disetujui oleh Hamas tidak dapat diterima, karena persyaratannya telah diperlunak. Delegasi dari Hamas, Israel, AS, Mesir dan Qatar mengadakan perundingan di Kairo sejak Selasa.
Baca Juga: Tiga Putra Pemimpin Hamas Tewas dalam Serangan Udara Israel di Jalur Gaza Mengutip sumber senior, TV Al Qahera yang berafiliasi dengan pemerintah Mesir mengatakan pembicaraan di Kairo berlanjut sepanjang Rabu hingga malam. Amerika Serikat mengatakan pada hari Selasa bahwa pejuang Hamas telah merevisi proposal gencatan senjatanya dan revisi tersebut dapat mengatasi kebuntuan dalam negosiasi. Hanya beberapa jam sebelum pernyataan terbaru Hamas, Washington terus mengatakan bahwa kedua belah pihak tidak akan jauh dari kesepakatan. "Kami yakin ada jalan menuju kesepakatan... Kedua belah pihak sudah cukup dekat sehingga mereka harus melakukan apa yang mereka bisa untuk mencapai kesepakatan," kata penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan kepada wartawan.
Baca Juga: Hubungan AS-Israel Diprediksi Memburuk Pasca Resolusi Gencatan Senjata Gaza Lahir Amerika Serikat berdalih tengah berupaya mencegah invasi penuh Israel ke Rafah. Amerika mengklaim juga telah menekan Israel agar menyetuju kesepakatan genjatan senjata. Untuk itu, menurut seorang pejabat senior AS, yang berbicara kepada Reuters tanpa mau disebutkan namanya, mengatakan bahwa Washington menghentikan pengiriman 1.800 bom seberat 2.000 pon (907 kg) dan 1.700 bom seberat 500 pon karena kekhawatiran. untuk menyerang warga sipil di Rafah Palestina. Israel mengatakan mereka harus menyerang Rafah untuk mengalahkan ribuan pejuang Hamas yang menurut mereka bersembunyi di sana. Namun kota ini juga merupakan tempat perlindungan bagi ratusan ribu warga Palestina yang melarikan diri dari pertempuran di wilayah utara Gaza.
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), warga Gaza, dan kelompok kemanusiaan mengatakan serangan Israel yang massif ke Rafah akan menyebabkan bencana kemanusiaan lebih luas di Palestina. Pejuang kemerdekaan Palestina Hamas mengatakan para pejuangnya pada hari Rabu sedang memerangi pasukan Israel di timur Rafah dan para pejuang Jihad Islam menyerang tentara Israel dan kendaraan militer dengan artileri berat di dekat bandara yang telah lama ditinggalkan di kota itu.
Baca Juga: Hubungan AS-Israel Terlihat Memburuk Akibat Gencatan Senjata Gaza Tembakan tank Israel mendarat di tengah Rafah dan melukai sedikitnya 25 orang pada hari Rabu, kata petugas medis. Warga mengatakan serangan udara Israel menewaskan empat orang dan melukai 16 lainnya di Rafah barat. Serangan dan genosida tantara Israel telah menewaskan 34.844 warga Palestina dalam tujuh bulan perang, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, kata Kementerian Kesehatan Gaza. Perang dimulai ketika pejuang kemerdekaan Palestina Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menculik 252 orang lainnya, 128 di antaranya masih disandera di Gaza dan 36 orang dinyatakan tewas, menurut angka terbaru Israel.
Editor: Syamsul Azhar