Hamzah memperlakukan karyawan seperti keluarga sendiri (4)



Perusahaan adalah milik karyawan, karyawan adalah bagian dari perusahaan. Demikianlah motto Hamzah Sulaiman dalam mengembangkan usahanya selama ini. Sejak awal merintis usaha Toko Mirota Batik, ia sangat memperhatikan kesejahteraan karyawan.

Baginya, karyawan merupakan pihak yang harus dirangkul dalam mengembangkan bisnis. "Sebagai pemimpin, saya harus bersama-sama karyawan membangun usaha ini," kata Hamzah.

Contohnya, ketika Mirota Batik di Malioboro terbakar pada 2004 silam. Tak lama setelah peristiwa itu, Hamzah langsung mengumpulkan karyawan Mirota yang saat itu berjumlah sekitar 100 orang.


Di hadapan para karyawan, Hamzah menegaskan bahwa tak ada satu pun karyawan yang dipecat. Padahal, saat itu, Mirota sudah ludes dilalap si jago merah, dengan nilai kerugian diperkirakan mencapai Rp 4 miliar.

Kepada karyawan ia menegaskan, kebakaran Mirota bukan saja kerugian bagi dirinya, melainkan karyawan juga. Ia pun mengajak karyawan bangkit bersama dan membangun Mirota kembali. "Bagi saya, karyawan merupakan aset yang paling berharga," ucapnya.

Metode ini terbukti sukses membangkitkan kembali kejayaan Mirota Batik. Setelah sukses, ia tidak lantas melupakan karyawan yang sudah bersusah payah ikut membantu mengembangkan usahanya.

Keuntungan Mirota tidak hanya dinikmati oleh Hamzah sebagai pemilik saja. Bahkan, karyawan juga diberi kesempatan memiliki saham. Karena memiliki saham, karyawan berhak mendapatkan dividen.

Sistem bagi hasil ditetapkan berdasarkan porsi kepemilikan saham karyawan di Mirota. Selain menerapkan sistem dividen, Hamzah juga membangun kompleks perumahan untuk didiami para karyawannya.

Hingga kini sudah ada empat kompleks perumahan karyawan yang dibangun Mirota. Pembangunan rumah ini bertujuan untuk membuat hidup karyawan lebih terjamin dan sejahtera. Dengan begitu, mereka bisa benar-benar fokus dengan pekerjaannya.

Hamzah juga memberikan gaji lumayan besar bagi karyawan. Di Mirota Batik Malioboro, saat ini terdapat 260 karyawan dengan gaji rata-rata Rp 5 juta hingga Rp 6 juta per bulan. Sementara jumlah karyawan di Mirota Batik Kaliurang sebanyak 15 orang, dengan gaji rata-rata Rp 4 juta hingga Rp 5 juta per bulan per orang.

Sementara jumlah karyawan di Restoran House of Raminten sebanyak 82 orang dengan gaji rata-rata Rp 3, 1 juta per orang. Gaji tersebut tergolong tinggi di Yogyakarta yang terkenal dengan standar biaya hidup yang rendah.

Dengan pendekatan semacam itu, seluruh karyawan betah bekerja dengan Hamzah. Lantaran banyak yang bertahan lama, hubungan Hamzah dengan karyawan sudah ibarat hubungan keluarga.

Kepada karyawan, ia juga tidak pernah marah. Kalaupun ada yang salah, ia tetap menegur dengan menggunakan bahasa Jawa yang halus. Semua karyawan juga diajari sopan santun, dengan memberi contoh kepada mereka tentang tata krama dan bicara lembut.

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi