Hamzah pernah diuber-uber debt collector (2)



Sebagai seorang pengusaha, Hamzah Musawa sudah pernah merasakan pahitnya kehidupan di dunia bisnis. Pernah ia terlilit utang untuk modal usaha, sehingga dikejar-kejar juru tagih atawa debt collector.

Kisah ini bermula saat ia butuh modal buat merintis bisnis. Salah satunya  percetakan yang mulai dirintisnya pada tahun 2004. Untuk modal usaha, ia mengambil pinjaman ke bank senilai Rp 180 juta.

Namun, sekitar tahun 2006, cicilan utangnya tersendat lantaran omzet usaha percetakannya belum begitu besar.  "Waktu itu saya menggunakan kartu kredit untuk pinjaman," jelas Hamzah.


Gara-gara kredit macet ini, Hamzah masuk daftar black list sebagai nasabah bermasalah. Namun, ia bertekad untuk membayar seluruh utangnya tersebut hingga lunas.

Kondisi itu memaksanya untuk menjalani hidup dengan penuh dengan keprihatinan. "Saya dan istri pernah hanya makan satu mi instan untuk berdua setiap hari selama satu bulan," tutur Hamzah.

Ia juga meminta keringana dari pihak bank. Kendati masalah yang dihadapinya lumayan berat, Hamzah  tidak putus asa untuk terus mengembangkan usahanya. Pada pertengahan tahun 2008, ia akhirnya mampu melunasi seluruh utangnya.

Hamzah bersyukur memiliki keluarga yang selalu mendukungnya. Menurutnya, dukungan orang terdekat sangat penting dalam sebuah kesuksesan. Dalam perjalanan karir usahanya, istrinya yang bernama Zhakiah Jobban memang sangat peduli dengan kondisi suaminya.

Makanya, ia selalu siap menjalani kehidupan dalaam kondisi apapun, termasuk hidup susah. "Saya memiliki istri yang juga berjiwa entrepreneur, sehingga kami bisa sama-sama membesarkan usaha ini," ujar Hamzah.

Bagi Zhakiah, dunia usaha yang ditekuni suaminya memang sudah tak asing lagi. Bersama suaminya, ia banyak belajar tentang bisnis dengan bergabung di dalam komunitas entrepreneur Semarang.

Mereka kerap mengikuti berbagai kegiatan seputar kewirausahaan. Zhakiah pun sempat ditunjuk sebagai perwakilan wirausaha Indonesia untuk mengikuti pameran di Dubai.

Dari situ, mereka menjaring para pembeli yang berkelanjutan. Hamzah juga memiliki relasi dengan beberapa orang di Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.

Lewat relasi itu, ia mencari berbagai informasi seputar rempah-rempah dan biji-bijian untuk bahan herbal. Produk herbal itu kemudian dipasarkannya melalui bendera usaha Berkah Herbal.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri