JAKARTA. Prinsip investasi yang dianut Handaka Santosa, Chief Executive Officer (CEO) Senayan City, boleh dibilang sederhana: Don't put all eggs in one basket. Sedari muda, pria asal Solo itu menyadari betul selalu ada risiko disetiap investasi. Karena itulah, ia menghindari menaruh duitnya di satu instrumen investasi saja. Ia lantas memilih beberapa instrumen investasi dengan profil risiko dan imbal hasil yang beragam. Yang pertama adalah properti. Sektor properti menjadi instrumen investasi utama pria lulusan Teknik Sipil, Universitas Diponegoro ini. Ia menganggap, berinvestasi di sektor properti dapat memberi keuntungan maksimal dari investasi yang ditanam. Sebab, harga jual properti di Indonesia yang selalu berpotensi terus naik dari tahun ke tahun, menjadikan sektor ini cukup seksi untuk dipilih sebagai salah satu target investasi. "Ambil contoh, harga apartemen di Indonesia sekarang ini baru 1/7 dari Singapura. Sehingga potensi kenaikan harga jual apartemen di sini masih tinggi," ungkap Handaka.
Handaka Santosa: Banyak berinvestasi di properti
JAKARTA. Prinsip investasi yang dianut Handaka Santosa, Chief Executive Officer (CEO) Senayan City, boleh dibilang sederhana: Don't put all eggs in one basket. Sedari muda, pria asal Solo itu menyadari betul selalu ada risiko disetiap investasi. Karena itulah, ia menghindari menaruh duitnya di satu instrumen investasi saja. Ia lantas memilih beberapa instrumen investasi dengan profil risiko dan imbal hasil yang beragam. Yang pertama adalah properti. Sektor properti menjadi instrumen investasi utama pria lulusan Teknik Sipil, Universitas Diponegoro ini. Ia menganggap, berinvestasi di sektor properti dapat memberi keuntungan maksimal dari investasi yang ditanam. Sebab, harga jual properti di Indonesia yang selalu berpotensi terus naik dari tahun ke tahun, menjadikan sektor ini cukup seksi untuk dipilih sebagai salah satu target investasi. "Ambil contoh, harga apartemen di Indonesia sekarang ini baru 1/7 dari Singapura. Sehingga potensi kenaikan harga jual apartemen di sini masih tinggi," ungkap Handaka.