Hangat tawaran kemitraan takoyaki



JAKARTA. Takoyaki termasuk salah dari sekian banyak kudapan khas negeri Sakura yang populer di dalam negeri. Camilan ini digemari banyak orang karena cita rasanya yang gurih..

Meski sudah populer sejak tiga tahun lalu, masih banyak orang yang membuka usaha ini. Bahkan banyak dari mereka yang menawarkan kerjasama kemitraan. Salah satunya adalah Wahyu Hadi Saputro yang membesut usaha Takoyaki Angkreman.

Wahyu merintis usaha pada awal tahun 2017 dengan membuka gerai pertamanya di Depok, Jawa Barat. Mendapatkan respon baik dari konsumen, gerainya bertambah satu dengan lokasi masih di sekitaran Depok.


Menurut Wahyu, potensi usaha takoyaki masih bagus, terutama lokasi berjualan di sekitar sekolahan. Pasalnya, makanan ini banyak disukai anak-anak karena selain mengenyangkan harganya juga murah. 

Selang tiga bulan membuka usaha, laki-laki yang lebih akrab disapa Wahyu ini mulai menawarkan kemitraan. Lantaran belum lama menawarkan kemitraan, saat ini baru ada satu mitra yang bergabung di Jakarta.

Menyasar konsumen kelas menengah ke bawah, dia membandrol harga takoyakinya Rp 1.000 per pieces. Sementara untuk paket istimewa dihargai Rp 15.000 per 4 pieces.

Untuk isiannya pun ada beberapa pilihan, yaitu sosis, bakso, keju dan otak-otak. " Untuk yang premium isiannya menggunakan gurita dengan taburan ikan cakalangan di atasnya," katanya pada KONTAN, Rabu(14/6).

Dalam kerjasama kemitraan ini, Takoyaki Angkreman mematok nilai invetasi Rp 2,5 juta. Dengan modal tersebut mitra mendapat fasilitas satu unit booth, perlengkapan memasak, bahan baku awal sebanyak 3 kilogram (kg) adonan, branding, pelatihan dan tambahan perlengkapan lainnya. Agar rasa tidak berubah dan kualitas produk terjaga, mitra wajib membeli bahan baku utama yaitu tepung adonan dari pusat.

Berdasarkan perhitungannya, waktu balik modal mitra hanya sekitar satu sampai dua bulan. Dengan catatan, lokasi berjualan strategis serta dapat mendapatkan omzet Rp 300.000 per hari.

Bila dikalkulasi, dalam sebulan total penjualannya mencapai Rp 9 juta. Setelah dikurangi biaya bahan baku dan operasional, porsi laba bersih yang didapatkan mitra 50% dari omzet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri