KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pernah mendengar mengenai efek disposisi dan efek break even dalam perdagangan saham? Kedua efek ini kerap disebut membuat kerugian investor semakin dalam saat membeli saham yang harganya merosot. Sekadar informasi, efek disposisi adalah kecenderungan seorang investor mempertahankan saham yang harganya merosot lebih lama. Sebaliknya, ketika investor mendapatkan saham pemenang yang harganya naik, investor akan menjual saham tersebut dengan cepat. Sementara efek break even adalah kecenderungan investor untuk melakukan pembelian saham ketika harga turun alias averaging down, dengan tujuan menurunkan harga pembelian rata-rata. Sehingga ketika harga saham kemudian naik lagi, investor bisa melepas saham tersebut di harga impas atau break even.
Hans Kwee: Investor Bisa Diversifikasi untuk Menghindari Efek Disposisi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pernah mendengar mengenai efek disposisi dan efek break even dalam perdagangan saham? Kedua efek ini kerap disebut membuat kerugian investor semakin dalam saat membeli saham yang harganya merosot. Sekadar informasi, efek disposisi adalah kecenderungan seorang investor mempertahankan saham yang harganya merosot lebih lama. Sebaliknya, ketika investor mendapatkan saham pemenang yang harganya naik, investor akan menjual saham tersebut dengan cepat. Sementara efek break even adalah kecenderungan investor untuk melakukan pembelian saham ketika harga turun alias averaging down, dengan tujuan menurunkan harga pembelian rata-rata. Sehingga ketika harga saham kemudian naik lagi, investor bisa melepas saham tersebut di harga impas atau break even.