Hanson fokus garap perumahan kelas menengah bawah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hanson International Tbk (MYRX) bakal terus mengembangkan perumahan kelas menengah ke bawah. Dengan total land bank konsolidasi mencapai lebih dari 3.000 hektare (ha), perusahaan ini berencana untuk membangun township secara berkesinambungan.

Rony Agung Suseno, Direktur MYRX menyampaikan, saat ini Hanson tengah mengembangkan tiga proyek yakni Serpong Kencana, Maja Raya I dan Maja Raya II. Untuk proyek Serpong Kencana Hanson berhasil memasarkan lebih 3.500 unit rumah, ruko dan kavling tanah dengan marketing sales lebih dari Rp 1,2 triliun.

Sedangkan untuk proyek Maja Raya I, Hanson melalui dua anak usaha telah menandatangani kerja sama dengan PT Citra Benua Persada. Perusahaan ini menyediakan lahan untuk pengembangan dengan mendapatkan bagi hasil 50% dari laba bersih Citra Maja Raya.


"Sejak mulai beroperasi pada tahun 2014, Citra Maja Raya telah berhasil memasarkan lebih dari 8.000 unit rumah dan ruko dengan nilai penjualan  sebesar lebih dari Rp 2,2 triliun," ujarnya dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (20/11).

Perusahaan ini juga akan kembangkan Maja Raya II yang merupakan fase lanjutan Citra Maja Raya yang sudah dipasarkan pada akhir tahun 2016. Saat ini Hanson telah berhasil membukukan marketing sales sebesar 1.500 unit rumah dan kavling dengan nilai mencapai lebih dari Rp 300 miliar.

Saat ini Handson terus memastikan ketersediaan land bank untuk pengembangan. Perusahaan ini terus mencari lahan baru dengan harga lahan yang cukup baik untuk menopang pertumbuhan mengingat target perusahaan merupakan masyarakat kelas menengah ke bawah.

"Kami secara aktif melakukan pembelian lahan-lahan baru terutama di dekat lokasi pengembangan Hanson untuk mengantisipasi kenaikan harga tanah ke depannya," lanjutnya.

Sampai sembilan bulan tahun ini pendapatan MYRX mengalami peningkatan sebesar 10,75% menjadi Rp 819,58 miliar. Namun perusahaan ini justru mengalami penurunan laba bersih dari Rp 68,05 miliar menjadi Rp 36,45 miliar.

"Penurunan laba bersih ini adalah efek dari penurunan margin laba kotor perseroan ini karena kenaikan beban pokok terutama beban pokok tanah," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini