Hanson tak mau tutup bisnis tambangnya



JAKARTA. Hanson International Tbk emiten yang bergerak di bidang properti dan pertambangan saat ini enggan untuk mendivestasi bisnis tambangnya.

Laba perusahaan sebenarnya sudah kelihatan sangat loyo dan lama tidak banyak menghasilkan keuntungan, tapi emiten dengan kode saham MYRX itu tetap mempertahankan anak usahanya, PT Binadaya Wiramaju yang menjalankan bisnis pertambangan di Riau.

Asal tahu saja, MYRX telah melakukan divestasi pada usahanya di bidang produksi tabung elpiji pada November 2013 lalu. Selain mengalami kerugian tinggi akibat banyaknya isu peledakan tabung gas, PT Pertamina juga tidak mengizinkan tabung elpiji dikelola pihak ketiga, harus melalui anak usaha Pertamina.


Direktur Hanson International Tbk Rony Agung Suseno menyampaikan untuk saat ini anak usahanya di bidang pertambangan tidak melakukan produksi dulu, demi menghemat anggaran. Ia mengaku bisnis di bidang tambang membutuhkan dana yang sangat banyak untuk produksi. Jadi untuk saat ini MYRX masih tetap fokus pada satu bidang saja, yakni proyek pembangunan permukiman di pinggiran Jakarta.

Dari laporan pendapatan kuartal III tahun 2013 lalu saja, baik PT. Binadaya Wiramaju dan PT De Petroleum menyumbang laba sangat sedikit untuk MYRX. Menurut Rony setelah rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) Jumat (17/01), pendapatan MYRX sebesar Rp 205 miliar dan mengalami rugi komprehensif sebesar Rp 20 miliar per September 2013. "Kontribusi sektor penambangan kecil sekali ya, maka target pendapatan tahun 2014 kita harapkan dari properti, " tambah Rony.

Untuk saat ini, MYRX tengah melakukan konstruksi pembangunan properti untuk perumahan untuk golongan menengah di Maja, Banten. Rencananya MYRX akan membangun 20.000 unit rumah di kawasan itu dan sudah berjalan 60 persen. Rata-rata per unitnya akan dijual sebesar Rp 100 juta karena tanah di Maja memang tergolong murah. Selain Maja, MYRX juga akan membangun kawasan permukiman di pinggiran Jakarta seperti di Bekasi, Serpong, dan Cengkareng. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Djumyati P.