Hantaman virus corona di Hong Kong lebih parah daripada China dan Jepang



KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Hong Kong menghadapi tekanan yang lebih berat daripada China dan Jepang akibat virus corona. Angka IHSG Markit purchasing managers' index (PMI) Hong Kong merosot 33,1 pada bulan Februari dari bulan sebelumnya sebesar 46,8.

Ini adalan penurunan paling tajam sejak setidaknya tahun 1998 ketika survei dimulai. Rekor PMI terendah Hong Kong sebelumnya adalah 38,1 ketika epidemik virus corona lainnya, severe acute respiratory syndrome (SARS) tahun 2003.

Penyebaran virus corona ini menjadi hantaman ganda bagi ekonomi Hong Kong serta bisnis ritel dan wisata setelah krisis politik berkelanjutan. "Langkah telah diambil untuk mengantisipasi virus corona covid-19 dan ketakutan terinfeksi menurunkan aktivitas bisnis," kata Bernard Aw, kepala ekonom IHSG Markit seperti dikutip Reuters.


Baca Juga: Akibat corona, sektor jasa Jepang turun ke level paling buruk sejak April 2014

Aw menambahkan bahwa penjualan baru merosot dengan laju terbesar di tengah penurunan akibat politik dan perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang terjadi sebelumnya. "Keyakinan bisnis merosot di Hong Kong dengan mayoritas perusahaan mengantisipasi penurunan lebih dalam di tengah prediksi virus yang masih akan memengaruhi beberapa bulan ke depan," kata dia.

Indeks produksi industri turun ke 22,5 pada bulan lalu dari sebelumnya 46,7. Sedangkan pesanan baru melorot menjadi 22,7 dari sebelumnya 43.

Permintaan dari China mencapai level terendah pada bulan lalu. Ada juga laporan kenaikan jumlah pembatalan pesanan.

Keyakinan bisnis, mencapai level terendah sejak data tersedia pada April 2012. Mayoritas responden survei memperkirakan produksi akan lebih rendah dalam 12 bulan mendatang karena kekhawatiran dampak negatif virus.

Sekadar informasi PMI manufaktur dan jasa Jepang turun ke 47 di bulan Februari dari posisi Januari lalu 51. Ini adalah level terendah sejak April 2014.

Baca Juga: Virus corona menghancurkan pabrik-pabrik Asia

Sabtu lalu, China melaporkan purchasing managers' index (PMI) di rekor terendah pada 35,6 di bulan Februari dari posisi 50,0 pada Januari lalu. Data Biro Statistik Nasional yang dirilis Sabtu (29/2) ini menunjukkan kontraksi paling dalam akibat virus corona.

Angka tersebut bahkan jauh lebih rendah ketimbang ekspektasi analis pada polling Reuters yang meramalkan kontraksi pada 46,0. Sub-indeks produksi manufaktur merosot ke 27,8 pada bulan Februari dari posisi Januari yang masih ada di 51,3. Sedangkan pesanan baru merosot ke 29,3 dari sebelumnya 51,4.

Aktivitas sektor jasa pun merosot ke 29,6 dari sebelumnya 54,1. Sektor jasa mengontribusi sekitar 60% produk domestik bruto China. Bisnis transportasi, wisata, katering berkontraksi tajam dengan angka di bawah 20. Sementara sub-indeks aktivitas konstruksi merosot ke 26,6 dari sebelumnya 59,7.

Editor: Wahyu T.Rahmawati