TIDAK susah menebak manfaat mobile advertising bagi operator. Tentu, operator mendapatkan kompensasi dari mengirimkan berbagai pesan komersial itu.Dalam layanan SMS blast, yang kerap dikritik, operator jelas mendapatkan imbalan dari si pemasang iklan. Operator memasang tarif pengiriman sms iklan itu berdasar jumlah pelanggan yang disasar dan panjang pesan. Dan, mirip stasiun televisi atau radio, operator seluler juga membedakan tarif pemasangan SMS iklan berdasarkan jam tayang. "Mirip di televisi, ada istilah prime time. Tarif di saat itu tentu paling mahal," ujar Group Head VAS and Mail Messaging Indosat, Teguh Prasetya Mukti.SMS blast adalah format mobile advertising paling tradisional. Operator mengirimkan pesan komersial hingga ke jutaan pelanggan mereka dalam waktu serentak.Memang agak susah mencari manfaat SMS blast ini bagi pelanggan. Karena pesan komersial itu dirancang secara massal. Jadi, kebanyakan pelanggan sama sekali tidak membutuhkan apa yang diiklankan. Pelanggan tambah mangkel karena SMS macam ini datang tidak tentu waktu.Memang ada juga SMS blast yang diminati sebagian kecil pelanggan. Ambil contoh, iklan yang mempromosikan sebuah tempat hangout. Bagi operator, promosi semacam ini merupakan salah satu cara mereka memberikan nilai tambah ke pelanggan. "Banyak pelanggan yang suka diskon di tempat makan atau tempat hiburan," kata Teguh.Di masa kini, manfaat mobile advertising bagi pelanggan tidak cuma itu. Berbagai operator kini memanfaatkan mobile advertising untuk menawarkan layanan yang lebih murah.Di sini, operator membutuhkan peran agensi atau yang biasa disebut juga agregator. Para agregator ini yang menyusun model bisnis, agar operator bisa memanfaatkan mobile advertising untuk menyediakan layanan murah.Contoh manfaat yang ditawarkan oleh agregator ke pelanggan seperti memberi pulsa dua kali lipat ke pelanggan yang mengakses iklan. Misalnya, tarif data untuk iklan memakan biaya data sebesar Rp 50, maka agregator akan memberi pelanggan yang mengakses SMS itu dua kali lipat dari biaya tadi.Ada juga agensi yang menawarkan reward berupa poin, ke pelanggan seluler yang mengakses sebuah SMS iklan. Poin yang diakumulasikan kemudian bisa ditukar pelanggan dalam bentuk pulsa.Mobile advertising juga menjadi lebih menyenangkan bagi pelanggan seluler, karena, "Iklan tersebut masuk atas izin pemilik nomor," kata Teguh. Pasalnya, iklan-iklan itu hanya beredar bagi mereka yang memang berlangganan kartu seluler beriklan, seperti i-Klan dari Indosat.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
HANTU BARU PEMILIK PONSEL : MOBILE ADVERTISING
TIDAK susah menebak manfaat mobile advertising bagi operator. Tentu, operator mendapatkan kompensasi dari mengirimkan berbagai pesan komersial itu.Dalam layanan SMS blast, yang kerap dikritik, operator jelas mendapatkan imbalan dari si pemasang iklan. Operator memasang tarif pengiriman sms iklan itu berdasar jumlah pelanggan yang disasar dan panjang pesan. Dan, mirip stasiun televisi atau radio, operator seluler juga membedakan tarif pemasangan SMS iklan berdasarkan jam tayang. "Mirip di televisi, ada istilah prime time. Tarif di saat itu tentu paling mahal," ujar Group Head VAS and Mail Messaging Indosat, Teguh Prasetya Mukti.SMS blast adalah format mobile advertising paling tradisional. Operator mengirimkan pesan komersial hingga ke jutaan pelanggan mereka dalam waktu serentak.Memang agak susah mencari manfaat SMS blast ini bagi pelanggan. Karena pesan komersial itu dirancang secara massal. Jadi, kebanyakan pelanggan sama sekali tidak membutuhkan apa yang diiklankan. Pelanggan tambah mangkel karena SMS macam ini datang tidak tentu waktu.Memang ada juga SMS blast yang diminati sebagian kecil pelanggan. Ambil contoh, iklan yang mempromosikan sebuah tempat hangout. Bagi operator, promosi semacam ini merupakan salah satu cara mereka memberikan nilai tambah ke pelanggan. "Banyak pelanggan yang suka diskon di tempat makan atau tempat hiburan," kata Teguh.Di masa kini, manfaat mobile advertising bagi pelanggan tidak cuma itu. Berbagai operator kini memanfaatkan mobile advertising untuk menawarkan layanan yang lebih murah.Di sini, operator membutuhkan peran agensi atau yang biasa disebut juga agregator. Para agregator ini yang menyusun model bisnis, agar operator bisa memanfaatkan mobile advertising untuk menyediakan layanan murah.Contoh manfaat yang ditawarkan oleh agregator ke pelanggan seperti memberi pulsa dua kali lipat ke pelanggan yang mengakses iklan. Misalnya, tarif data untuk iklan memakan biaya data sebesar Rp 50, maka agregator akan memberi pelanggan yang mengakses SMS itu dua kali lipat dari biaya tadi.Ada juga agensi yang menawarkan reward berupa poin, ke pelanggan seluler yang mengakses sebuah SMS iklan. Poin yang diakumulasikan kemudian bisa ditukar pelanggan dalam bentuk pulsa.Mobile advertising juga menjadi lebih menyenangkan bagi pelanggan seluler, karena, "Iklan tersebut masuk atas izin pemilik nomor," kata Teguh. Pasalnya, iklan-iklan itu hanya beredar bagi mereka yang memang berlangganan kartu seluler beriklan, seperti i-Klan dari Indosat.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News