JAKARTA. Partai Hanura menolak adanya dikotomi antara golongan partai politik (parpol) dan non-parpol untuk menduduki jabatan tinggi di lembaga negara. Hal ini dinyatakan Syarifudin Suding, Ketua Fraksi Hanura di DPR menanggapi pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudoyono, yang menyebutkan bahwa pejabat negara sebaiknya bukan berasal dari partai politik. Menurutnya, baik golongan akademisi, politisi, atau profesi apapun dapat melakukan tindak korupsi, bila hal ini tidak didasari oleh jiwa pengabdian dan kejujuran yang tinggi. "Ini persoalan moral, persoalan personal. Jadi soalnya bukan orang parpol dan non parpol. Jangan ada kepentingan politik, karena titipan golongan, kalau seperti itu, nanti akan ada beban," ungkapnya di Gedung DPR, Jum'at (4/10).
Hanura: Profesi apapun bisa korupsi
JAKARTA. Partai Hanura menolak adanya dikotomi antara golongan partai politik (parpol) dan non-parpol untuk menduduki jabatan tinggi di lembaga negara. Hal ini dinyatakan Syarifudin Suding, Ketua Fraksi Hanura di DPR menanggapi pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudoyono, yang menyebutkan bahwa pejabat negara sebaiknya bukan berasal dari partai politik. Menurutnya, baik golongan akademisi, politisi, atau profesi apapun dapat melakukan tindak korupsi, bila hal ini tidak didasari oleh jiwa pengabdian dan kejujuran yang tinggi. "Ini persoalan moral, persoalan personal. Jadi soalnya bukan orang parpol dan non parpol. Jangan ada kepentingan politik, karena titipan golongan, kalau seperti itu, nanti akan ada beban," ungkapnya di Gedung DPR, Jum'at (4/10).