Hanya 15% ayam yang disembelih di RPA



JAKARTA. Asosiasi Rumah Potong Hewan Unggas Indonesia (Arphuin) memperkirakan, dari 125 juta ekor ayam yang dipotong per bulan, hanya 15% saja yang dipotong di rumah pemotongan ayam (RPA). "Selebihnya dipotong sendiri baik di kampung-kampung atau di pasar," kata Achmad Dawami dari Arphuin, Senin (13/2). Mengingat minimnya jumlah ayam yang dipotong di RPA tersebut, pihak Arphuin mengaku tengah berupaya mendorong pemerintah menggelar sosialisasi untuk menyembelih ayam di RPA. Selain bersih dan sehat, Achmad bilang, menyembelih unggas di RPA bisa menimalisir penyebaran penyakit flu burung dari unggas ke unggas ataupun dari unggas ke manusia.

Dawami bilang, virus H5N1 kebanyakan menjangkiti ayam dengan kondisi lingkungan yang buruk, baik di kandang yang kotor ataupun tempat pemotongan yang kotor. Ia menegaskan, pasar tidak bisa dijadikan tempat pemotongan ayam, lantaran pembuangan limbah hasil pemotongan tidak sesuai dengan prosedur kesehatan unggas.

"Kalau ada ayam yang mati dalam perjalanan ke RPA harus buru-buru dipisahkan, dalam penyembelihan pun harus satu per satu dengan cara Islam agar halal," terang Dawami.


Setelah ayam disembelih, daging ayam direndam dalam air bersuhu 60 sampai 62 derajat celcius selama beberapa saat. Selanjutnya, barulah dilakukan pencabutan bulu ayam, pembersihan jeroan, serta pemotongan kepala dan kaki (ceker).

Ruri Sarosono, Sekjen Gabungan Organisasi Peternak Ayam (Gopan) mengatakan, pihaknya hingga saat ini tidak terlalu khawatir dengan merebaknya kasus flu burung. Sebab, mereka telah mempersiapkan diri untuk untuk mengantisipasi merebaknya virus tersebut. "Pengetahuan peternak ayam terhadap virus ini juga sudah memadai," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri