JAKARTA. Pemerintah kembali menerbitkan empat jenis surat berharga negara (SBN) berdenominasi valas pada tahun depan. Namun rencananya, penerbitan SBN valas tahun depan tak seluruhnya diterbitkan di semester pertama, sebagaimana yang dilakukan pada tahun ini. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017, pemerintah menargetkan defisit anggaran Rp 330,17 triliun atau 2,41% dari produk domestik bruto (PDB). Defisit anggaran tersebut, salah satunya dipenuhi dari penerbitan surat berharga negara (SBN) dengan total gross sebesar Rp 597 triliun. Dari total angka penerbitan tersebut, masih didominasi oleh SBN berdenominasi rupiah. Berdasarkan data Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (PPR) Kementerian Keuangan (Kemkeu), penerbitan SBN berdenominasi rupiah untuk tahun depan ditargetkan sebesar Rp 477,3 triliun atau hampir 80%. Sementara 20% sisanya atau Rp 119,7 triliun merupakan SBN valas.
Hanya 76% SBN valas terbit di paruh pertama 2017
JAKARTA. Pemerintah kembali menerbitkan empat jenis surat berharga negara (SBN) berdenominasi valas pada tahun depan. Namun rencananya, penerbitan SBN valas tahun depan tak seluruhnya diterbitkan di semester pertama, sebagaimana yang dilakukan pada tahun ini. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017, pemerintah menargetkan defisit anggaran Rp 330,17 triliun atau 2,41% dari produk domestik bruto (PDB). Defisit anggaran tersebut, salah satunya dipenuhi dari penerbitan surat berharga negara (SBN) dengan total gross sebesar Rp 597 triliun. Dari total angka penerbitan tersebut, masih didominasi oleh SBN berdenominasi rupiah. Berdasarkan data Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (PPR) Kementerian Keuangan (Kemkeu), penerbitan SBN berdenominasi rupiah untuk tahun depan ditargetkan sebesar Rp 477,3 triliun atau hampir 80%. Sementara 20% sisanya atau Rp 119,7 triliun merupakan SBN valas.