Hanya 76% SBN valas terbit di paruh pertama 2017



JAKARTA. Pemerintah kembali menerbitkan empat jenis surat berharga negara (SBN) berdenominasi valas pada tahun depan. Namun rencananya, penerbitan SBN valas tahun depan tak seluruhnya diterbitkan di semester pertama, sebagaimana yang dilakukan pada tahun ini.

Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017, pemerintah menargetkan defisit anggaran Rp 330,17 triliun atau 2,41% dari produk domestik bruto (PDB). Defisit anggaran tersebut, salah satunya dipenuhi dari penerbitan surat berharga negara (SBN) dengan total gross sebesar Rp 597 triliun.

Dari total angka penerbitan tersebut, masih didominasi oleh SBN berdenominasi rupiah. Berdasarkan data Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (PPR) Kementerian Keuangan (Kemkeu), penerbitan SBN berdenominasi rupiah untuk tahun depan ditargetkan sebesar Rp 477,3 triliun atau hampir 80%. Sementara 20% sisanya atau Rp 119,7 triliun merupakan SBN valas.


Direktur Jenderal (Dirjen) PPR Robert Pakpahan mengatakan, penerbitan SBN valas di tahun depan bisa diperbesar hingga 25% dari total gross. Sementara itu, pada semester pertama tahun depan pihaknya berencana menerbitkan 60,15% dari total gross SBN 2017.

"Untuk financing dalam rupiah di semester-I 2017 sebesar 44,6% dari total gross SBN. Berarti sisanya dalam valas, sekitar 15,4% dari total gross," kata Robert, Kamis (24/11).

Berdasarkan hitungan KONTAN, penerbitan SBN semester-I 2017 sebesar Rp 359,1 triliun. Sementara itu, penerbitan SBN rupiah pada periode tersebut sebesar Rp 266,26 triliun. Dengan demikian, sisanya yang sebesar Rp 92,84 triliun merupakan SBN valas. Artinya, SBN valas yang diterbitkan di semester-I 2017 hanya 76,86% dari total rencana SBN valas yang akan diterbitkan. "Tapi kami lihat kondisi pasar juga," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini