KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah ditutup menguat pada Selasa (7/1). Rupiah spot menguat 0,34% ke Rp 16.143 per dolar Amerika Serikat dan rupiah Jisdor menguat 0,15% ke Rp 16.169 per dolar AS. Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan rupiah menguat di tengah harapan investor bahwa kemungkinan kebijakan tarif Trump akan "less agresif" dari yang dikhawatirkan. Bergabungnya Indonesia di dalam BRICS juga memberikan sentimen positif," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (7/1).
Baca Juga: Kurs Rupiah Jisdor Menguat 0,15% ke Rp 16.169 Per Dolar AS, Selasa (7/1) Meski begitu, rupiah diproyeksikan akan berkonsolidasi dengan kecenderungan melemah terbatas pada Rabu (8/1). Lukman menyebutkan, investor menantikan data ISM jasa AS malam ini yang diperkirakan akan kembali kuat dan akan kembali mendukung dolar AS. Di sisi lain, data cadangan devisa Indonesia yang diperkirakan naik sebesar US$ 1,8 miliar ke US$ 152 miliar akan memberikan dukungan terhadap rupiah. Dengan demikian, rupiah diperkirakan akan kembali berkonsolidasi. Investor juga akan kembali wait and see menantikan risalah FOMC Rabu malam dan data NFP jumat ini. "Euphoria kebijakan tarif masih bersifat spekulatif mengingat Trump telah membantah hal itu walau harapan masih tetap ada," sebutnya. Baca Juga: Rupiah Spot Menguat Pada Perdagangan Selasa (7/1) Pagi Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi juga memproyeksikan rupiah kembali melemah. Hal itu seiring komentar dari Gubernur Fed, Lisa Cook yang mengatakan bahwa Fed mampu bersikap hati-hati dengan pemotongan suku bunga lebih lanjut mengingat ekonomi yang berada pada pijakan yang kokoh dan inflasi yang lebih kuat dari yang diharapkan.