KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Langkah pemerintah untuk menyerap penawaran surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara jauh di bawah target indikatif pada lelang Selasa (23/2) dinilai jadi pilihan yang tepat. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) mencatat penawaran masuk lelang SBSN Rp 24,24 triliun atau lebih rendah 7,16%dari capaian lelang 9 Februari 2021 yakni Rp 26,11 triliun. Adapun dari enam seri yang dirilis, pemerintah hanya menyerap Rp 4,99 triliun dari target indikatifnya Rp 12 triliun. "Setuju dengan pemerintah yang tidak menyerap permintaan yield yang tinggi, karena ini bersifat sementara," kata Director & Chief Investment Officer Fixed Income Manulife Aset Manajemen Indonesia Ezra Nazula kepada Kontan.co.id, Selasa (23/2). Ezra menilai turunnya penawaran masuk pada lelang SBSN karena sikap investor untuk wait and see. Pasalnya, kenaikan imbal hasil US Treassury ke level 1,3% jadi alasan penawaran kali ini sedikit lebih rendah.
Hanya menyerap Rp 5 triliun dari lelang sukuk, langkah pemerintah dinilai tepat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Langkah pemerintah untuk menyerap penawaran surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara jauh di bawah target indikatif pada lelang Selasa (23/2) dinilai jadi pilihan yang tepat. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) mencatat penawaran masuk lelang SBSN Rp 24,24 triliun atau lebih rendah 7,16%dari capaian lelang 9 Februari 2021 yakni Rp 26,11 triliun. Adapun dari enam seri yang dirilis, pemerintah hanya menyerap Rp 4,99 triliun dari target indikatifnya Rp 12 triliun. "Setuju dengan pemerintah yang tidak menyerap permintaan yield yang tinggi, karena ini bersifat sementara," kata Director & Chief Investment Officer Fixed Income Manulife Aset Manajemen Indonesia Ezra Nazula kepada Kontan.co.id, Selasa (23/2). Ezra menilai turunnya penawaran masuk pada lelang SBSN karena sikap investor untuk wait and see. Pasalnya, kenaikan imbal hasil US Treassury ke level 1,3% jadi alasan penawaran kali ini sedikit lebih rendah.