JAKARTA. Rencana Bank Indonesia (BI) menggabungkan jaringan nasional automated teller machine (ATM) dengan menggunakan sistem National Payment Gateway (NPG) terus berjalan. Untuk merealisasikan rencana itu, BI berencana menunjuk salah satu operator ATM untuk mengelola NPG. Operator itu bukan hanya bertugas menghubungkan chanell ATM saja, tapi juga jaringan mobile dan internet banking.Aribowo, Kepala Biro Sistem Pembayaran BI, menjelaskan, masih membahas aturan NPG. Pembahasan meliputi model bisnis hingga kepemilikan. "Yang pasti, NPG di Indonesia akan dibuat seperti negara lain, seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand, sehingga nantinya bisa bertransaksi di luar negeri," kata Aribowo, Kamis (9/6).Untuk pengelolaan NPG, BI akan melibatkan salah satu operator ATM. Saat ini, ada tiga oeprator ATM di Indonesia. Mereka adalah PT Artajasa Pembayaran Eletronis (Artajasa), PT Rintis Sejahtera (Prima), dan PT Daya Network Lestari Pengelola Jaringan (ALTO). Penunjukkan operator itu masih menunggu hasil kajian Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI). Mengingatkan saja, penggabungan jaringan nasional ATM ini untuk mengantisipasi berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Pada saat MEA berlangsung, sistem pembayaran antar negara bisa dilakukan dari mana saja. BI berharap, NPG bisa teralisasi 2013 mendatang.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Hanya satu operator ATM pengelola NPG
JAKARTA. Rencana Bank Indonesia (BI) menggabungkan jaringan nasional automated teller machine (ATM) dengan menggunakan sistem National Payment Gateway (NPG) terus berjalan. Untuk merealisasikan rencana itu, BI berencana menunjuk salah satu operator ATM untuk mengelola NPG. Operator itu bukan hanya bertugas menghubungkan chanell ATM saja, tapi juga jaringan mobile dan internet banking.Aribowo, Kepala Biro Sistem Pembayaran BI, menjelaskan, masih membahas aturan NPG. Pembahasan meliputi model bisnis hingga kepemilikan. "Yang pasti, NPG di Indonesia akan dibuat seperti negara lain, seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand, sehingga nantinya bisa bertransaksi di luar negeri," kata Aribowo, Kamis (9/6).Untuk pengelolaan NPG, BI akan melibatkan salah satu operator ATM. Saat ini, ada tiga oeprator ATM di Indonesia. Mereka adalah PT Artajasa Pembayaran Eletronis (Artajasa), PT Rintis Sejahtera (Prima), dan PT Daya Network Lestari Pengelola Jaringan (ALTO). Penunjukkan operator itu masih menunggu hasil kajian Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI). Mengingatkan saja, penggabungan jaringan nasional ATM ini untuk mengantisipasi berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Pada saat MEA berlangsung, sistem pembayaran antar negara bisa dilakukan dari mana saja. BI berharap, NPG bisa teralisasi 2013 mendatang.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News