KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump seharusnya akan mengutip tarif atas barang impor awal Februari ini. Tarif ini untuk mengatasi defisit perdagangan AS yang membengkak. Gertakan Trump tidak hanya pada Meksiko, Kanada dan China. Trump juga telah mewanti-wanti negara anggota BRICS yang ingin menggantikan dollar AS sebagai cadangan dengan tarif mahal. Jika anggota BRICS mencari mata uang cadangan akan kena tarif impor hingga 100%. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan menerapkan tarif pertama terhadap barang-barang impor dari Kanada dan Meksiko pada Sabtu, pekan ini (1/2). Trump akan mengenakan tarif 25% pada sekitar US$ 900 miliar barang dari kedua negara tersebut yang merupakan pembeli terbesar barang-barang dari AS. Baca Juga: Goldman Sachs Menaikkan Prediksi Harga Minyak Brent Tahun Ini dan Tahun 2026
Trump ingin mengenakan tarif pada Meksiko dan Kanada karena ingin membendung aliran obat-obatan terlarang ke AS seperti fentanil opioid dan migran ilegal yang menyebrang ke AS. Hanya, rencana ini bisa saja berubah di menit terakhir. Pasalnya, Trump kerap kali berubah pikiran. David Seif, Kepala Ekonom untuk pasar negara maju di Nomura memaparkan, nada kebijakan perdagangan Trump sudah jelas. Ia memperkirakan, Trump akan menerapkan lebih banyak tarif tahun ini. Sebelumnya, Trump juga menggertak pada negara anggota BRICS (Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan dan negara lain yang baru bergabung) agar tidak menggantikan dollar AS sebagai mata uang cadangan global. Jika tetap berusaha menciptakan mata uang baru atau mata uang BRICS, Trump akan mengenakan tarif sebesar 100% terhadap negara anggota. BRICS menambahkan Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab pada tahun 2023, dan Indonesia menjadi anggota awal bulan ini.