Harapan adanya stimulus, bursa AS dekati rekor



NEW YORK. Bursa AS bergerak mendekati level rekor tertinggi sepanjang sejarah pada penutupan malam tadi (8/6). Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 ditutup dengan kenaikan 0,3% menjadi 2.119,12. Ini merupakan posisi tertinggi sejak 21 Juli lalu.

Indeks acuan Negeri Paman Sam ini hanya berjarak 0,6% dari level rekor yang berada di posisi 2.130,82 yang tercipta pada 21 Mei 2015 lalu.

Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,37% menjadi 18.005,05. Adapun Nasdaq Composite naik 0,26% menjadi 4.974,64.


Lompatan bursa AS terjadi seiring adanya spekulasi bahwa The Federal Reserve akan terus menyokong pertumbuhan ekonomi AS. Apalagi, Bank Dunia baru saja memangkas outlook pertumbuhan ekonomi global dan Amerika.

Adanya proyeksi stimulus bank sentral AS inilah yang mendorong investor dan trader menaruh taruhannya di pasar saham pada pekan ini. Mereka juga meyakini, the Fed tidak akan terburu-buru dalam menaikkan suku bunga acuan.

"Sepertinya, kita akan kembali menembus rekor baru pada pekan ini. Pelaku pasar ingin mencobanya. Data ekonomi di akhir pekan ini memang tidak terlalu positif. Sehingga saya tidak yakin katalis apa lagi yang mengerek market mengingat musim rilis kinerja sudah berakhir," jelas Walter Todd, chief investment officer for Greenwood Capital Associates LLC di South Carolina.

Di sisi lain, perusahaan yang mendapatkan keuntungan dari pelemahan dollar AS merupakan saham dengan performa terbaik. Sektor bahan baku dan sektor industri memimpin kenaikan bursa AS tadi malam.

Sejumlah saham yang pergerakannya turut mempengaruhi bursa AS antara lain: Caterpillar Inc yang naik 1,7% dan Freeport-McMoRan Inc naik 3%. Sedangkan sektor perbankan mencatatkan kenaikan 0,2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie