Harapan bankir, BI rate tak berubah



JAKARTA. Dewan Gubernur Bank Indonesia hari ini (11/12) rencananya akan menggelar Rapat Dewan Gubernur bulanan. Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengungkapkan, RDG bulanan ini dilakukan dalam rangka melakukan kajian data terakhir terkait kondisi ekonomi domestik dan juga global.

"Kami mengharapkan akan ada suatu pertemuan yang produktif dan nanti akan kami sampaikan hasilnya kepada publik (masyarakat)," kata Agus, Rabu (10/12), kemarin.

Meski begitu, Agus mengaku dirinya tidak bisa mengomentari kebijakan yang akan diambil saat RDG berupa suku bunga acuan alias BI Rate. Seperti diketahui, pada 18 November 2014 kemarin, bank sentral Indonesia akhirnya memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI rate sebesar 25 bps atau 0,25% menjadi 7,75% dari sebelumnya 7,50%, sebagai bentuk respon atas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.


Presiden Direktur Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib berharap, BI akan menahan suku bunga acuannya di level 7,75% pada RDG hari ini. Menurutnya, tingkat suku bunga acuan di level tersebut sudah cukup di tengah kondisi perlambatan ekonomi saat ini.

Ia bilang, jika bank sentral kembali menaikkan BI Rate, maka biaya dana atawa cost of fund industri perbankan, akan mengalami kenaikan lagi. Nasabah deposan tentu akan meminta penyesuaian kenaikan tingkat suku bunga deposito atas kenaikan BI Rate tersebut.

"Kami berharap BI Rate tidak naik lagi. Kalau dinaikkan lagi, cost of fund akan naik lagi karena nasabah akan minta kenaikan suku bunga deposito," ucap Kostaman.

Senada, Direktur Keuangan PT Bank Internasional Indonesia (BII), Thilagavathy Nadason juga berharap BI tidak akan menaikkan BI Rate-nya kembali pada tutup tahun ini.

"Kenaikan BBM sudah terjadi dan sudah direspon dengan kenaikan BI Rate kemarin. Saya anggap, sudah tidak akan ada lagi hal fundamental yang perlu mendorong naiknya BI Rate," kata Thila.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie