Harapan dari langkah Tiga Pilar lepas bisnis beras



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) melakukan divestasi sahamnya di bisnis pengolahan beras bakal mengubah peta penguasaan beras di Tanah Air. Sebab selama ini AISA merupakan salah satu produsen beras terbesar di Indonesia. Keputusan pahit yang diambil AISA dengan melepas bisnis beras dari bisnis intinya tersebut bisa membuka peluang bagi kompetitor.

Direktur Keuangan AISA Sjambiri Lioe mengatakan, pihaknya telah mantap melepaskan bisnis beras pasca salah satu anak usahanya yang memproduksi beras ditimpa kasus hukum. Selain itu, dia beralasan, keputusan ini diambil karena perusahaan menilai bisnis beras memiliki margin yang lebih kecil dibandingkan bisnis makanan.

"Berbeda dengan bisnis makanan, bisnis beras mirip dengan bisnis komoditi dengan margin di bawah bisnis makanan. Sehingga valuasi dari saham AISA sulit mencapai nilai maksimal seperti valuasi bisnis makanan lainnya," ujar ke KONTAN, Kamis (23/11).


Sjambiri menjelaskan, sampai saat ini AISA masih menunggu keputusan para pemegang obligasi. Dia mengatakan Rapat Umum Pemegang (RUPO) akan dilaksanakan pada Desember mendatang.

Meski begitu Sjambiri mengatakan bisnis AISA akan terus berjalan, khususnya dalam penjualan barang-barang konsumen. Dia pun tak memungkiri akan adanya penurunan pendapatan yang akan dialami AISA. Hal tersebut akan diikuti dengan penurunan hutang sebesar Rp 2,3 triliun yang dilakukan secara bertahap.

Direktur Utama PT Buyung Poetra Tbk (HOKI) Direktur Utama HOKI, Sukarto Bujung mengatakan, keluarnya AISA dari bisnis beras tidak akan berpengaruh kepada HOKI. Pasalnya, bisnis beras AISA dijual dan bukan ditutup. "Jadi bisnis beras mereka tetap berjalan," ujarnya.

Hal senada dikatakan oleh Sandy Setiawan Lewi, Presiden Direktur PT Sumber Energi Pangan (SEP). Dia menambahkan, pihaknya tetap fokus pada penjualan beras sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET)

Sedangkan Direktur Utama Food Station Tjipinang Arief Prasetyo menilai upaya AISA melepas bisnis berasnya adalah upaya baik. Nantinya gabah yang biasanya diserap oleh AISA akan bisa bisa diserap oleh penggilingan beras skala besar atau kecil yang ada di sekelilingnya.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini