Harapan Hipmi atas hasil pemilu Amerika Serikat (AS)



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Amerika Serikat (AS) saat ini tengah melaksanakan Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) yang digelar mulai Selasa (3/11/2020) waktu setempat. Kontestasi Pilpres kali ini menghadapkan Donald Trump dari Partai Republik yang merupakan petahana melawan Joe Biden dari Partai Demokrat.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Anggawira, mengatakan, tidak mempermasalahkan siapapun sosok yang terpilih menjadi Presiden AS terpilih.

Ia menilai AS telah memandang Indonesia sebagai mitra strategisnya. Hal ini dapat dilihat ketika Menteri Pertahanan Prabowo Subianto melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat dan kedatangan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo ke Indonesia.


“Tidak ada masalah Partai Demokrat atau Partai Republik yang menang, AS sudah melihat kita salah satu posisi mitranya yang cukup strategis, hanya tinggal bagaimana kita mampu memanfaatkannya secara maksimal,” kata Anggawira ketika dihubungi, Rabu (4/11).

Baca Juga: Pemenang pemilu AS tidak berdampak signifikan pada Indonesia karena alasan ini

Ke depan, Anggawira meminta agar pemerintah bisa menjalin kerjasama yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak. Tidak hanya itu, Ia meminta agar di setiap kerjasama pada sektor tertentu terdapat proses transfer of knowledge dan transfer of technology untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia.

“Jadi harapan saya momentum ini harusnya bisa dimanfaatkan oleh pemerintah Indonesia dalam rangka meningkatkan posisi tawar dan supaya hubungan timbal balik nya, win win solution dengan AS,” ujar dia.

Ketua Bidang Keuangan dan Perbankan Hipmi, Ajib Hamdani berharap, hasil akhir Pilpres di Amerika Serikat tetap dalam dinamika politik yang stabil, sehingga tidak memberikan sentimen negatif di sektor perekonomian. Ia menyebut, dalam konteks hubungan dagang Indonesia-Amerika sudah cukup positif karena Indonesia masih surplus dalam neraca dagangnya.

Ajib meminta pemerintah agar hubungan bilateral harus lebih banyak dibangun dan dioptimalkan oleh Indonesia. Karena akan lebih banyak keunggulan Indonesia yang bisa dioptimalkan untuk semakin memperbaiki neraca perdagangan.

“Satu hal yang perlu dicermati, pola Demokrat adalah membangun ekonomi dengan pola pluralilateral. Indonesia belum siap secara politik dan kebijakan untuk hubungan ekonomi pola ini,” kata Ajib.

Selanjutnya: Donald Trump atau Joe Biden jadi Presiden AS, ini plus minusnya bagi Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli