JAKARTA. Pengusaha perkebunan kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) akhirnya sepakat: kebijakan pungutan atas ekspor CPO sebesar US$ 50 per ton dan produk turunannya sebesar US$ 30 per ton dapat memberikan efek positif bagi kelangsungan industri sawit nasional serta kembali mengerek harga CPO global. Gandhi Sulistyanto, Managing Director PT Sinar Mas Group mengatakan, pengembangan biodiesel dalam negeri bakal mempengaruhi supply dan demand produk CPO di dalam dan luar negeri. Bila produk CPO ini mampu diserap dalam negeri, otomatis ekspor CPO berkurang dan akan mendongkrak harga CPO di pasar internasional. Kondisi itu tentu saja berpotensi mengerek harga tandan buah segar (TBS) di tingkat petani. Untuk itu, pengusaha sawit menginginkan kebijakan biodiesel segera berjalan. "Makin cepat implementasinya, makin cepat harga CPO naik. Produk CPO cepat terserap," ujarnya, Senin (6/4).
Harapan naik harga CPO dari pungutan
JAKARTA. Pengusaha perkebunan kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) akhirnya sepakat: kebijakan pungutan atas ekspor CPO sebesar US$ 50 per ton dan produk turunannya sebesar US$ 30 per ton dapat memberikan efek positif bagi kelangsungan industri sawit nasional serta kembali mengerek harga CPO global. Gandhi Sulistyanto, Managing Director PT Sinar Mas Group mengatakan, pengembangan biodiesel dalam negeri bakal mempengaruhi supply dan demand produk CPO di dalam dan luar negeri. Bila produk CPO ini mampu diserap dalam negeri, otomatis ekspor CPO berkurang dan akan mendongkrak harga CPO di pasar internasional. Kondisi itu tentu saja berpotensi mengerek harga tandan buah segar (TBS) di tingkat petani. Untuk itu, pengusaha sawit menginginkan kebijakan biodiesel segera berjalan. "Makin cepat implementasinya, makin cepat harga CPO naik. Produk CPO cepat terserap," ujarnya, Senin (6/4).