KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wacana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) kembali digulirkan Pemerintah sebagai dampak dari perang Rusia-Ukraina yang mengakibatkan harga minyak mentah dunia melambung tinggi. Pemerintah telah menganggarkan Rp 502,4 Triliun untuk subsidi BBM yang terdiri dari subsidi energi sebesar Rp 208 triliun dan kompensasi energi sebesar Rp 293,5 Triliun. "Melihat gejolak harga minyak mentah dunia yang naik tajam dan kondisi ekonomi global yang tidak menentu serta perang Rusia-Ukraina yang tidak pasti kapan berakhir, tentu pemerintah harus melakukan penyesuaian, jika tidak Anggaran Pendapat dan Belanja Negara (APBN) kita akan tergerus untuk membiayai subsidi," terang Ketua Umum Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Provinsi DKI Jakarta, Sarman Simanjorang, Jumat (2/9).
Harapan Pengusaha Terkait Wacana Kenaikan Harga BBM
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wacana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) kembali digulirkan Pemerintah sebagai dampak dari perang Rusia-Ukraina yang mengakibatkan harga minyak mentah dunia melambung tinggi. Pemerintah telah menganggarkan Rp 502,4 Triliun untuk subsidi BBM yang terdiri dari subsidi energi sebesar Rp 208 triliun dan kompensasi energi sebesar Rp 293,5 Triliun. "Melihat gejolak harga minyak mentah dunia yang naik tajam dan kondisi ekonomi global yang tidak menentu serta perang Rusia-Ukraina yang tidak pasti kapan berakhir, tentu pemerintah harus melakukan penyesuaian, jika tidak Anggaran Pendapat dan Belanja Negara (APBN) kita akan tergerus untuk membiayai subsidi," terang Ketua Umum Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Provinsi DKI Jakarta, Sarman Simanjorang, Jumat (2/9).