KONTAN.CO.ID - Beberapa pekan sejak Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus pertama virus korona, pemerintah daerah merespon dengan kebijakan ekstrem demi memutus rantai penyebaran virus. Salah satunya penutupan pusat perbelanjaan atau mal. Kebijakan ini memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap perekonomian kita. Data yang dirilis Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menunjukkan, ada 197 mal tersebar di seluruh Indonesia harus menghentikan operasi. Bayangkan, betapa besar kerugian ekonomi yang harus ditanggung akibat hal ini. Kerugian itu tidak hanya dirasakan oleh pedagang (retailer/tenant), tetapi juga pihak-pihak lain yang terlibat seperti pengelola mal, pemasok, pegawai toko, hingga pekerja sektor non informal. APPBI mengaku, dalam dua bulan terakhir, kerugian atau kehilangan pendapatan mal mencapai lebih dari Rp 9,8 triliun. Dari jumlah itu, pengelola mal rata-rata kehilangan sekitar Rp 4,9 triliun akibat penutupan mal. Kerugian itu bisa lebih tinggi karena adanya pengeluaran biaya untuk karyawan, pembayaran listrik dan perawatan (maintenance) mal.
Harapan Roda Berputar
KONTAN.CO.ID - Beberapa pekan sejak Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus pertama virus korona, pemerintah daerah merespon dengan kebijakan ekstrem demi memutus rantai penyebaran virus. Salah satunya penutupan pusat perbelanjaan atau mal. Kebijakan ini memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap perekonomian kita. Data yang dirilis Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menunjukkan, ada 197 mal tersebar di seluruh Indonesia harus menghentikan operasi. Bayangkan, betapa besar kerugian ekonomi yang harus ditanggung akibat hal ini. Kerugian itu tidak hanya dirasakan oleh pedagang (retailer/tenant), tetapi juga pihak-pihak lain yang terlibat seperti pengelola mal, pemasok, pegawai toko, hingga pekerja sektor non informal. APPBI mengaku, dalam dua bulan terakhir, kerugian atau kehilangan pendapatan mal mencapai lebih dari Rp 9,8 triliun. Dari jumlah itu, pengelola mal rata-rata kehilangan sekitar Rp 4,9 triliun akibat penutupan mal. Kerugian itu bisa lebih tinggi karena adanya pengeluaran biaya untuk karyawan, pembayaran listrik dan perawatan (maintenance) mal.