Harbolnas dan Nataru Memacu Transaksi Kartu Kredit Perbankan di Akhir Tahun



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kebutuhan konsumtif masyarakat menjelang akhir tahun meningkat dibandingkan bulan-bulan normal. Momentum Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) hingga periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) turut mendorong kenaikan aktivitas belanja, yang pada akhirnya berdampak positif terhadap transaksi kartu kredit perbankan.

Sentimen positif tersebut juga diperkuat oleh kebijakan Bank Indonesia (BI) yang kembali memperpanjang relaksasi kartu kredit hingga pertengahan 2026. Kebijakan ini dinilai menjadi katalis bagi pertumbuhan bisnis kartu kredit di industri perbankan.

Data Bank Indonesia menunjukkan, volume transaksi kartu kredit pada Oktober 2025 mencapai 45,224 juta kali, atau meningkat 11,75% secara tahunan dengan nilai transaksi mencapai Rp 41,25 triliun, tumbuh 11,05% secara year on year (yoy)


Baca Juga: Strategi Bank Woori Saudara Jaga Ketahanan Likuiditas di Tengah Fluktuasi Pasar

PT Bank Danamon Indonesia Tbk melihat prospek bisnis kartu kredit tetap solid di tengah meningkatnya aktivitas konsumsi masyarakat menjelang akhir tahun. Momentum Harbolnas hingga periode libur Nataru menjadi pendorong utama pertumbuhan transaksi.

Consumer Lending Business Head Bank Danamon Enriko Sutarto mengatakan, hingga September 2025, kinerja transaksi kartu kredit perseroan menunjukkan tren positif. Volume transaksi penjualan kartu kredit Danamon tercatat tumbuh sekitar 15% secara yoy.

“Selain itu, rata-rata nilai pinjaman kartu kredit atau average outstanding loan juga meningkat hampir 10% dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” ujar Enriko kepada kontan.co.id, Rabu (17/12).

Menurut dia, tren tersebut mencerminkan fondasi bisnis kartu kredit Danamon yang cukup kuat untuk terus menjawab kebutuhan masyarakat di tengah beragam pilihan sistem pembayaran.

Dari sisi kualitas aset, Enriko memastikan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) kartu kredit Danamon masih terjaga pada level yang rendah dan sesuai dengan target strategi bisnis.

“Kondisi ini menunjukkan pengelolaan portofolio kredit yang solid, serta komitmen kami untuk terus menyalurkan kredit secara sehat dan berkelanjutan dengan tetap menjunjung tinggi prinsip kehati-hatian,” jelasnya.

Memasuki akhir tahun, Danamon tetap optimistis terhadap pertumbuhan bisnis kartu kredit, seiring meningkatnya kebutuhan belanja masyarakat pada musim liburan. Perseroan menilai tren pertumbuhan kartu kredit akan terus berlanjut secara positif dari tahun ke tahun.

Baca Juga: AXA Financial Indonesia Umumkan Spin Off UUS dan Mendirikan Perusahaan Baru

“Sebagai organisasi yang customer-centric, kami berkomitmen menghadirkan solusi keuangan yang relevan, adaptif, dan sesuai dengan kebutuhan nasabah,” tambah Enriko.

Untuk mendorong pertumbuhan ke depan, strategi Bank Danamon difokuskan pada penguatan sinergi dan kolaborasi dalam ekosistem MUFG Group. Sinergi ini mencakup kerja sama dengan perusahaan induk, entitas dalam grup, hingga mitra strategis.

“Kolaborasi ini tidak hanya untuk memperluas jangkauan dan kapabilitas bisnis, tetapi juga untuk menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan melalui produk dan layanan best in class bagi seluruh nasabah,” tutup Enriko.

Sementara itu, PT Bank Mandiri Tbk mencatatkan kinerja positif pada bisnis kartu kredit menjelang akhir tahun 2025. Hingga year to date (ytd) November 2025, transaksi Mandiri Kartu Kredit tumbuh 11% yoy, seiring dengan meningkatnya aktivitas belanja masyarakat, termasuk pada momen Harbolnas.

VP Credit Cards Group Bank Mandiri Agus Hendra Purnama mengatakan, saat ini total kartu kredit Bank Mandiri yang beredar telah mencapai 2,3 juta kartu. Pertumbuhan transaksi tersebut didorong oleh kuatnya konsumsi nasabah serta optimalisasi kanal digital.

“Transaksi kartu kredit diproyeksikan akan tetap tumbuh optimistis sekitar 12% hingga akhir tahun, seiring dengan semakin masifnya pemanfaatan fitur digital di Beyond SuperApp Livin’ by Mandiri, yang memungkinkan nasabah melakukan pengajuan kartu kredit secara langsung,” ujar Agus.

Selain kemudahan pengajuan, Bank Mandiri juga terus mendorong penggunaan kartu kredit tanpa kartu fisik melalui fitur virtual card. Fitur ini memungkinkan nasabah bertransaksi menggunakan QRIS, melakukan penarikan dana tunai, hingga berbelanja di berbagai platform e-commerce.

Tak hanya itu, inovasi Tap to Pay di SuperApp Livin’ by Mandiri turut mempercepat proses pembayaran. Dengan fitur ini, nasabah cukup mendekatkan ponsel Android ke mesin EDC untuk bertransaksi.

“Fitur ini memberikan alternatif baru pembayaran virtual account menggunakan kartu kredit sebagai sumber dana,” jelas Agus.

Baca Juga: OJK akan Terbitkan 7 POJK dan 11 SEOJK pada 2026 di Sektor PVML

Dari sisi kualitas aset, Agus memastikan rasio NPL kartu kredit Bank Mandiri masih terjaga dengan baik dan berada di bawah rata-rata industri. Perseroan tetap menjaga pengelolaan portofolio secara terukur agar kualitas kredit tetap sejalan dengan risk appetite bank.

“Salah satu langkah antisipasi kami adalah menjalankan Debt Restructure Program (DRP) bagi nasabah kartu kredit yang mengalami kesulitan pembayaran, sehingga kualitas portofolio tetap terjaga,” katanya.

Memasuki periode libur panjang akhir tahun, Bank Mandiri menyiapkan strategi agresif untuk mendorong pertumbuhan kartu kredit. Fokus utama diarahkan pada momentum Natal, libur sekolah, dan Tahun Baru (Nataru).

Untuk menggenjot belanja nasabah, Bank Mandiri menghadirkan berbagai program promosi, salah satunya program FOMO dengan potensi penghematan hingga Rp 2,5 juta di sektor e-commerce, fesyen, makanan dan minuman (F&B), travel, hingga hotel.

Selain itu, nasabah juga dapat menikmati promo di ratusan merchant nasional dan internasional, mulai dari cicilan bunga 0% hingga 36 bulan, diskon hingga Rp 1,5 juta di gerai gadget dan elektronik seperti Electronic City dan Erafone, hingga bebas cicilan satu bulan untuk pre-order iPhone 17.

Bank Mandiri juga menawarkan transaksi luar negeri dengan kurs yang kompetitif serta kemudahan berbelanja di berbagai e-commerce favorit seperti Shopee, Tokopedia, Lazada, dan Zalora.

“Dengan kombinasi inovasi digital, pengelolaan risiko yang prudent, serta program promosi yang relevan dengan kebutuhan nasabah, kami optimistis bisnis kartu kredit Bank Mandiri dapat terus tumbuh sehat hingga akhir 2025,” tutup Agus.

Baca Juga: OJK Cabut Izin Usaha Koperasi LKM Agribisnis Ngudi Luhur di Kabupaten Magelang

Selanjutnya: AS Setujui Penjualan Senjata US$11,1 Miliar ke Taiwan, Terbesar Sepanjang Sejarah

Menarik Dibaca: 3 Zodiak Produktif! Ramalan Keuangan dan Karier Besok Jumat 19 Desember 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News