KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan datar Bitcoin menjadi kesempatan untuk momentum penguatan Alternative Bitcoin (
altcoin). Investor dapat mencermati beberapa
altcoin berikut yang berpotensi unjuk gigi dalam beberapa waktu ke depan.
Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha mencermati, harga bitcoin dalam tiga pekan terakhir bergerak mendatar atau
sideways. Pasangan BTC/USD bergerak pada kisaran US$ 28.900 hingga US$ 29.800. Pergerakan datar harga BTC, diikuti penurunan Dominasi Bitcoin di pasar karena orang-orang kembali mengurangi kepemilikan secara bertahap. Nah, ketika Dominasi Bitcoin dan harga bergerak stabil mendatar, maka biasanya harga
altcoin berpotensi naik.
“Pergerakan Bitcoin yang datar menyebabkan aliran transaksi mengarah ke
altcoin,” jelas Panji dalam diskusi bersama media, Selasa (15/8).
Baca Juga: Harga Sideways, Saat Tepat Akumulasi Bitcoin? Hal itu terbukti dari sebagian besar
altcoin mengalami penguatan dalam tujuh hari terakhir seperti Apecoin (APE) naik 14,11% bertengger di US$ 2,06, Sushiswap (SUSHI) naik 9,86% menjadi US$ 0,78 hingga Solana (SOL) yang naik sebesar 8,52% mencapai harga US$ 25,02. Panji menjelaskan, Solana memang lagi bergerak
uptrend. Dalam sepekan ini, SOL masih ada peluang bergerak naik (
bullish) apabila harga masih bergerak di atas MA20 yang menunjukkan pergerakan harga dalam kurun waktu 20 hari terakhir. Cosmos (ATOM) juga layak dicermati karena target jangka panjang, harga bakal kembali ke kisaran US$ 10 per koin. Serta, ApeCoin (APE) yang baru berhasil
breakout dari posisi
downtrend yang berpotensi naik cukup tinggi melihat MA20 dan MA50. Dimana harga APE bisa menuju kisaran US$ 2.24 per koin. Dari sisi industri kripto sendiri, Panji menuturkan, beberapa sentimen positif datang dari perkembangan produk
altcoin. Selain ETF Bitcoin, beberapa manajer investasi juga mengajukan ETF Ethereum (ETH). Saat ini terdapat tujuh perusahaan manajer investasi seperti Volatility Shares, Bitwise, Direxion, Grayscale, Proshares, Roundhill, dan VanEck. Selain itu, Aptos Labs (APT), sebuah proyek
blockchain layer-1 Proof-of-Stake (PoS), menjalin kemitraan dengan Microsoft untuk mengeksplorasi solusi inovatif terkait tokenisasi aset, pembayaran digital, dan mata uang digital bank sentral (CBDC). Sementara, pergerakan
bullish XRP tertahan pasca Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) mengajukan banding terhadap putusan hakim yang menyatakan bahwa XRP bukanlah sekuritas pada Rabu (9/8).
Baca Juga: Bappebti Blokir 1.327 Domain Situs Web Entitas Ilegal Dalam dokumen pengajuan banding, SEC meminta Ripple untuk memberikan tanggapan pada 16 Agustus 2023, diikuti dengan pengajuan ringkasan pembukaan mengenai banding pada 18 Agustus. Ripple memiliki dua minggu untuk merespons, sementara SEC akan diberi waktu satu minggu lebih lanjut untuk membalas jika hakim menyetujui pengajuan tersebut. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi