Harga aluminium masih berpotensi menguat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Walaupun tengah terkoreksi, harga aluminium diperkirakan masih akan melanjutkan tren penguatan. Rilis data ekonomi China yang membaik dinyakini mampu menjadi penggerak komoditas logam industri ini.

Mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (13/10), harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) ditutup terkoreksi 0,61% ke level US$ 2.133,50 per metrik ton. Sedangkan jika melihat sepekan sebelumnya, harga turun 0,91%.

Andri Hardianto, analis Asia Tradepoint Futures mengatakan, inflasi China bulan September yang mencapai 1,6% dan indeks harga produksi yang meningkat menjadi 6,9% berpeluang mengembalikan harga aluminium yang saat ini tertekan. Menurut dia, pelaku pasar pasti akan merespon rilis dua data itu. "Itu akan menjadi sentimen positif disamping program pemangkasan produksi untuk menjaga kondisi lingkungan di China," kata Andri, Senin (16/10).


Belum lama ini pabrik peleburan aluminium terbesar di China, China Hongqiao Group Ltd mengatakan akan mengurangi kapasitas produksi tahunan di musim dingin. Penurunan bisa mencapai 2,68 juta metrik ton atau sekitar 29% dari total produksi. "China masih memegang kunci komoditas terbesar," paparnya.

Sentimen negatif kabar manipulasi tingkat kandungan aluminium asal Jepang yang diproduksi oleh Kobe Steel diprediksi tidak akan berlangsung lama. Kata Andri dengan karakter pemerintah Jepang yang ketat terhadap kualitas, kekurangan itu pasti akan segera diperbaikinya.

Ia menebak dalam pekan ini harga aluminium akan kembali menguat berkat dorongan perbaikan ekonomi China. Harganya akan berada di rentang US$ 2.120–US$ 2.200 per metrik ton. Kemudian untuk Selasa (17/10), harga aluminium akan bertengger di kisaran US$ 2.130–US$ 2.170 per metrik ton.

Secara teknikal Andri melihat semua indikator masih memberi sinyal positif. Harga sudah bergerak di atas garis moving average (MA) 50, MA 100 dan MA 200 yang mengindikasikan penguatan. Indikator moving average convergence divergence (MACD) berada di area positif 0,037. Indikator relative strength index (RSI) berada di level 59 dan stochastic di level 78.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati