JAKARTA. Harga aluminium masih terus menguat. Harga logam ini masih bertahan di atas level US$ 1.800 per metrik ton. Tapi, koreksi mulai mengintai harganya. Jumat (10/2), harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange naik 1,29% ke level US$ 1.874 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Sepekan terakhir, harga aluminium sudah melambung 2,15%. Andri Hardianto, Research and Analyst Asia Tradepoint Futures, mengungkapkan, harga aluminium terus naik berkat kenaikan surplus neraca perdagangan China. Surplus neraca perdagangan China di Januari 2017 naik dari 275 miliar yuan menjadi 355 miliar yuan.
Angka ini menambah spekulasi positif akan kenaikan permintaan aluminium dari Negeri Tirai Bambu. "Saat ini katalis positif dari China memang sentimen utama yang membuat harga aluminium mampu mempertahankan kenaikan harga," ujar Andri. Sebelumnya, pemerintah China mengharuskan produsen tambang aluminium di provinsi Shandong, Henan, Hebei dan Shanxi menghentikan produksi selama musim dingin. Padahal keempat provinsi ini memasok 20% produksi aluminium China. Ini akan berimbas positif pada harga. "Tapi, kekhawatiran kenaikan produksi dan terjadinya surplus global tetap ada dan membayangi pergerakan harga," papar Andri. Produsen aluminium asal Norwegia, Norsk Hydro, memperkirakan produksi aluminium dari China akan naik sekitar 7%-9% di 2017. Ini jauh lebih tinggi dari 2016 yang naik 3,7%.