Harga Aluminium Naik Selasa (22/10), Gara-Gara Alumina Semakin Mahal



KONTAN.CO.ID - Harga aluminium meningkat pada Selasa (22/10), didorong oleh lonjakan biaya bahan baku alumina yang mencapai rekor tertinggi, sehingga meningkatkan biaya produksi.

Melansir Reuters, harga aluminium untuk kontrak tiga bulan di London Metal Exchange (LME) naik 1,8% menjadi US$2.640 per ton pada pukul 10:25 GMT, mengungguli logam dasar lainnya.

Baca Juga: Kenaikan Harga Emas Diprediksi Berlanjut Meski Telah Sentuh Level Tertinggi


Kenaikan ini didorong oleh lonjakan harga alumina, atau aluminium oksida, yang merupakan bentuk bijih olahan yang digunakan dalam pembuatan aluminium primer.

Kontrak alumina untuk bulan terdekat di Shanghai Futures Exchange (ShFE) mencapai level tertinggi sepanjang masa di 5.003 yuan pada Selasa, sebelum ditutup naik 2,9% di 4.933 yuan.

Harga alumina telah naik 18% sejak awal Oktober.

Kenaikan harga ini mendorong ShFE untuk memperlebar batas perdagangan menjadi 9% dari sebelumnya 8% pada Selasa, yang merupakan perubahan kedua dalam dua minggu terakhir.

Seorang pedagang mengatakan bahwa harga alumina tidak hanya didorong oleh spekulasi, tetapi juga didukung oleh fundamental pasar yang kuat, sehingga ruang untuk koreksi harga diperkirakan terbatas.

Baca Juga: Sektor Barang Baku Sedang Melaju, Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Berikut Ini

Pasokan alumina semakin ketat akibat kekurangan bauksit karena gangguan di Australia dan Guinea. Bauksit merupakan bijih mentah yang diolah menjadi alumina.

Konsumsi alumina di China juga tetap tinggi bulan ini karena produsen aluminium meningkatkan produksi.

Sementara itu, harga tembaga naik 0,8% menjadi $9.632 per ton setelah persediaan di gudang yang diawasi oleh LME turun ke level terendah dalam 77 hari, yaitu 280.100 ton.

China melaporkan bahwa produksi tembaga rafinasi pada bulan September tetap stabil di 1,14 juta ton.

Logam lainnya, harga nikel turun 0,6% menjadi US$16.600, seng naik 1,5% menjadi US$3.122, timah turun 0,5% menjadi US$30.875, dan timbal naik 1% menjadi US$2.077.

Selanjutnya: Uang Beredar Melambat, Indikasi Ekonomi Indonesia Lesu

Menarik Dibaca: Ramalan BMKG Cuaca Besok Rabu (23/10) di Yogyakarta Tidak Ada Hujan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto