Harga Aluminium Sentuh Level Tertinggi 16 Minggu, Dipicu Stimulus Ekonomi China



KONTAN.CO.ID - Harga aluminium di London mencapai level tertinggi dalam 16 minggu pada hari Jumat (27/9).

Dipicu oleh pembelian besar-besaran oleh dana investasi menyusul langkah-langkah stimulus ekonomi baru dari China, yang merupakan konsumen logam terbesar di dunia.

Melansir Reuters, aluminium berjangka tiga bulan di London Metal Exchange (LME) naik 1,2% menjadi US$2.641,50 per ton pada pukul 10:26 GMT, setelah sempat menyentuh US$2.659, tertinggi sejak 6 Juni.


Baca Juga: Harga Tembaga Melonjak ke Level Tertinggi 10 Minggu, Setelah Stimulus Ekonomi China

Harga logam yang digunakan dalam sektor konstruksi, transportasi, dan pengemasan ini diproyeksikan mencatat pertumbuhan mingguan sebesar 6,3%.

Selain aluminium, logam-logam lain yang bergantung pada pertumbuhan ekonomi juga mengalami kenaikan minggu ini karena China meluncurkan paket stimulus paling agresif sejak pandemi, menjelang liburan Golden Week yang berlangsung dari 1 hingga 7 Oktober.

Pembelian oleh dana investasi, yang dikenal sebagai commodity trading advisors (CTAs) dan banyak digerakkan oleh program komputer, masih terus berlanjut di pasar aluminium. Sementara dukungan dari faktor ini untuk logam lainnya mulai melemah, kata seorang pedagang.

Pasar aluminium global diperkirakan akan mengalami defisit tahun depan, menurut analis di Bank of America (BofA). Mereka juga memperkirakan harga aluminium akan mencapai US$3.000 per ton pada tahun 2025.

Baca Juga: MIND ID Pastikan Industri Alumunium Terintegrasi Dibangun di Mempawah

Selain itu, BofA mencatat adanya "kekurangan di pasar fisik," dengan selisih waktu yang dekat menuju backwardation, sebagian karena lebih dari separuh persediaan LME telah diusulkan untuk dikeluarkan dari pasar.

Harga tembaga LME turun 0,6% menjadi US$10.019 setelah sempat mencapai US$10.095, level tertinggi sejak 7 Juni.

Meskipun laba industri China mengalami kontraksi tajam pada Agustus, beberapa analis berpendapat bahwa stimulus baru ini tidak cukup untuk memberikan dampak signifikan pada permintaan logam industri.

Baca Juga: Harga Tembaga Capai Level Tertinggi 2 Bulan Setelah Pemotongan Suku Bunga The Fed

"Untuk memulihkan pasar properti, kita perlu melihat stabilisasi harga, dan inventaris perumahan yang berlebihan harus turun mendekati angka historis. Hingga itu terjadi, hambatan terhadap pertumbuhan ekonomi akan terus berlanjut," ujar Ewa Manthey, analis komoditas di ING.

Sementara itu, harga nikel LME naik 1,1% menjadi US$16.915, seng turun 0,3% menjadi US$3.090, timah stabil di US$32.325, dan timbal sedikit melemah 0,1% menjadi US$2.133,50.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto