Harga Aluminium SHFE Stabil dan Nikel Turun 1,4% Imbas Ledakan Tungku Smelter ITSS



KONTAN.CO.ID - Harga aluminium Shanghai stabil dan mendapat dukungan pada hari Senin (25/12). Setelah ledakan pekan lalu di Guinea, memicu kekhawatiran atas pasokan bahan baku bauksit ke produsen logam.

Melansir Reuters, pasar London ditutup untuk liburan Natal.

Sementara, Kontrak aluminium untuk pengiriman Februari yang paling banyak diperdagangkan di Shanghai Futures Exchange (SHFE) naik sebanyak 1,5% ke level tertinggi dua bulan pada awal perdagangan.


Baca Juga: Apa itu Smelter Pertambangan? Ini Pengertian, Cara Kerja, dan Fungsi Operasional

Meskipun kemudian turun 0,3% lebih rendah menjadi 19.060 yuan (US$2.671) per ton pada pukul 0307 GMT.

Harga aluminium naik di London pada hari Jumat lalu, dengan kontrak acuan mencapai level tertinggi hampir tiga bulan terakhir.

Kekhawatiran pasokan setelah ledakan depot bahan bakar awal pekan lalu di Guinea, produsen utama bauksit.

Di tempat lain, kontrak alumina SHFE untuk pengiriman Februari naik pada hari Senin ke rekor tertinggi 3.329 yuan.

Baca Juga: Harga Tembaga Diproyeksikan Naik 10% pada 2024

Tembaga SHFE tidak bergerak pada 69.040 yuan per ton, timah turun 1,4% menjadi 206.870 yuan, seng naik 0,3% menjadi 21.275 yuan, dan timbal naik 0,5% menjadi 15.705 yuan.

Nikel turun 1,4% menjadi 179.710 yuan. Para pelaku pasar menilai kemungkinan dampak pada produksi nikel dan stainless steel setelah ledakan di tungku peleburan di Indonesia, produsen nikel terbesar di dunia.

Tiga belas pekerja tewas dan 38 lainnya terluka pada hari Minggu dalam ledakan di sebuah fasilitas di pulau Sulawesi yang dimiliki oleh Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto