JAKARTA. Awan hitam kembali menyelimuti pergerakan harga komoditas aluminium. Setelah pekan lalu mencatatkan level tertinggi baru sejak Mei 2015 ke level US$ 1.913 per metrik ton, kini harganya mulai mengalami koreksi. Bahkan analis memperkirakan dalam jangka panjang aluminium masih berada di bawah tekanan. Mengutip Bloomberg, harga aluminium kontrak pengiriman 3 bulan di London Metal Exchange (LME) pada penutupan perdagangan Selasa (21/2) tercatat melemah 0,74% ke level US$ 1.886 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Sedangkan jika membandingkan dengan harga sepekan terakhir harganya masih menguat tipis 0,05%. Andri Hardianto, analis PT Asia Tradepoin Futures mengatakan penyebab koreksi harga alumnium ini karena penambahan pasokan dari China. Tak tanggung-tanggung kenaikan produksi di negeri tirai bambu itu mencapai 905.ribu ton.
Harga aluminium tertekan naiknya pasokan
JAKARTA. Awan hitam kembali menyelimuti pergerakan harga komoditas aluminium. Setelah pekan lalu mencatatkan level tertinggi baru sejak Mei 2015 ke level US$ 1.913 per metrik ton, kini harganya mulai mengalami koreksi. Bahkan analis memperkirakan dalam jangka panjang aluminium masih berada di bawah tekanan. Mengutip Bloomberg, harga aluminium kontrak pengiriman 3 bulan di London Metal Exchange (LME) pada penutupan perdagangan Selasa (21/2) tercatat melemah 0,74% ke level US$ 1.886 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Sedangkan jika membandingkan dengan harga sepekan terakhir harganya masih menguat tipis 0,05%. Andri Hardianto, analis PT Asia Tradepoin Futures mengatakan penyebab koreksi harga alumnium ini karena penambahan pasokan dari China. Tak tanggung-tanggung kenaikan produksi di negeri tirai bambu itu mencapai 905.ribu ton.