JAKARTA. Setelah selama sekitar sebulan harga bibit ayam alias
day old chick (DOC) mencapai Rp 5.000 atau bahkan, kini harga tersebut turun hingga Rp 3.000 per ekor, tingkat harga yang menurut kalangan peternak merupakan tingkat harga yang normal. "Sekarang harga DOC sudah wajar, kalau harga di atas Rp 5.000 sudah tidak normal," ungkap Tri Hardianto, Ketua Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan), Senin (15/8). Sejak awal Juli 2011, harga DOC meningkat dari Rp 4.500 per ekor dan mencapai banderol tertinggi tahun ini Rp 6.100 per ekor pada 29 Juli. Kemudian, harga turun, tapi tetap bertahan di atas Rp 5.000 per ekor selama sepekan. Setelah itu, harga DOC terus merosot bahkan sempat menyentuh Rp 2.000 per ekor pada 10 Agustus.
Tri bilang, harga DOC meningkat tinggi karena permintaan melambung. Pasalnya banyak peternak yang ingin menjual ayam saat kebutuhan meningkat, yaitu saat puasa menjelang perayaan Lebaran. Catatan saja, ternak ayam
broiler hanya membutuhkan waktu sekitar 35 hari saja untuk menghasilkan ayam usia potong. Kini, menurut Tri, permintaan DOC turun. "Peternak mandiri yang selama ini tidak menghasilkan DOC sendiri sudah mengurangi pembelian," terang Tri. Padahal, jumlah peternak mandiri tersebut mencapai 30% dari pangsa pasar produsen DOC. Akibatnya, pasar kelebih pasokan DOC. Bahkan, tidak sedikit DOC yang sedianya untuk memenuhi kebutuhan peternak yang ingin memanen pada saat lebaran ada yang tidak terserap. "Saat permintaan banyak, harga naik, kemudian harga turun saat pasokan berlebih, ini sudah alami," kata Hartono, Ketua Asosiasi Peternak Unggas se-Indonesia (Pinsar) mengenai kondisi pasokan DOC di pasar tersebut. Namun, Hartono berharap, harga DOC pada saat ini bisa terus bertahan. Soalnya, harga tersebut merupakan harga yang ideal, dalam arti tidak terlalu murah tetapi juga tidak terlalu mahal. Hartono bilang, rata-rata harga DOC di sepanjang tahun ini Rp 3.798 per ekor, meskipun banderolnya sempat menembus di atas Rp 6.000. "Artinya, meskipun harga sempat melambung, keuntungan kami tetap biasa saja," tandas Hartono. Daging ayam murah Sementara, mendekati perayaan Lebaran ini, harga daging ayam broiler masih stabil dengan kecenderungan semakin murah. Kementerian Perdagangan (Kemdag) mencatat, harga rata-rata ayam broiler siap olah secara nasional Rp 25.917 per kilogram (kg). Harga tersebut turun 6,2% bila dibandingkan harga posisi akhir Juli lalu yang mencapai Rp 27.631 per kg.
Tri bilang, dengan kondisi harga DOC semakin murah, tentunya harga daging ayam broiler juga akan tetap terjaga atau tidak akan melonjak saat Lebaran nanti. "Lebaran harga ayam tetap aman. Bahkan, selanjutnya, harga berpotensi turun," terang Tri. Soalnya, kata Tri, saat harga DOC semakin murah, biaya produksi ayam broiler pun semakin kecil. Situs Asosiasi Peternak Unggas Se-Indonesia (Pinsar) mencatat pada harga ayam broiler hidup dengan bobot berkisar 1 kg - 1,2 kg Rp 17.600 per kg pada Senin (15/8). Sementara ayam dengan bobot di bawah 1 kg, harganya Rp 19.000 per kg. Lebih lanjut Tri memperkirakan, rata-rata harga ayam dalam dua bulan ke depan bisa terkoreksi ke tingkat harga Rp 13.000 per kg - Rp 13.500 per kg. Sepanjang 2010 lalu harga rata-rata ayam berada di kisaran Rp 12.500 per kg - Rp 12.750 per kg. "Harga memang lebih mahal dari tahun lalu, karena harga pakan juga terus meningkat," ujar Tri. Ia mengaku, harga pakan ayam tahun ini Rp 5.000 - Rp 5.500 per kg. Padahal, harga pakan ayam tahun 2010 hanya Rp 4.500 - Rp 5.000 per kg. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Test Test