JAKARTA. Kelesuan ekonomi China dan Rusia, terutama kelesuan industri manufaktur dan properti, berdampak pada penurunan harga jual bijih besi, konsentrat, pig iron hingga baja. Akibatnya, pengusaha pertambangan bijih besi dan logam besi di Tanah Air untuk sementara mengerem ekspor dan produksi. Radius Suhendra, Presiden Direktur PT Indoferro, mengatakan, harga jual pig iron bulan ini menurun sekitar 12% dibandingkan dengan harga pada dua bulan silam. "Harga bijih besi sangat dipengaruhi dampak krisis di Rusia maupun kondisi perekonomian di China," kata Radius kepada KONTAN, Kamis (23/10). Dia menunjuk bahwa kelesuan industri properti di kedua negara tersebut sedang stagnan, sehingga mempengaruhi permintaan bahan baku berupa baja. Nah, hal tersebut pun berdampak terhadap industri baja yang turut mengalami kelesuan, sehingga otomatis permintaan bijih besi dan pig iron menurun.
Harga anjlok, ekspor dan produksi bijih besi direm
JAKARTA. Kelesuan ekonomi China dan Rusia, terutama kelesuan industri manufaktur dan properti, berdampak pada penurunan harga jual bijih besi, konsentrat, pig iron hingga baja. Akibatnya, pengusaha pertambangan bijih besi dan logam besi di Tanah Air untuk sementara mengerem ekspor dan produksi. Radius Suhendra, Presiden Direktur PT Indoferro, mengatakan, harga jual pig iron bulan ini menurun sekitar 12% dibandingkan dengan harga pada dua bulan silam. "Harga bijih besi sangat dipengaruhi dampak krisis di Rusia maupun kondisi perekonomian di China," kata Radius kepada KONTAN, Kamis (23/10). Dia menunjuk bahwa kelesuan industri properti di kedua negara tersebut sedang stagnan, sehingga mempengaruhi permintaan bahan baku berupa baja. Nah, hal tersebut pun berdampak terhadap industri baja yang turut mengalami kelesuan, sehingga otomatis permintaan bijih besi dan pig iron menurun.