JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperkirakan target ekspor rumput laut dengan volume 130.000 ton tahun ini akan terpenuhi, target ini lebih tinggi 35,70% dibanding volume ekspor rumput laut tahun lalu sebesar 95.797 ton. Namun untuk memenuhi target nilai ekspor senilai US$ 140 juta atau naik 42,85 % dibanding nilai ekspor tahun lalu sebesar US$ 98 juta, KKP terganjal anjloknya harga.Direktur Pemasaran Luar Negeri Kementerian Kelautan Saut P. Hutagalung menjelaskan, penurunan harga rumput laut ini terjadi karena ulah para pedagang pengumpul sejak bulan masuk bulan Oktober 2010 lalu. Perubahan harga terjadi pada rumput cottoni kering sebelumnya dijual Rp 12.000 per kg – Rp 13.000 per kg turun menjadi Rp 7.300 per kg.Menurut Tjahjana Anggadiredja Ketua Masyarakat Rumput Laut Indonesia, selama ini memang banyak eksportir melakukan spekulasi harga. Lantaran mencari harga murah, seringkali para eksportir tidak memperhatikan kualitas rumput laut. “Mereka yang menyebabkan kualitas rumput laut terlalu muda dipanen, tidak seragam karena mereka asal membeli saja,” kata Tjahjana. Sayangnya, Ketua Komisi Rumput Laut Indonesia Farid Ma'ruf menyatakan, para petani rumput laut tidak bisa menetukan harga, karena tidak memiliki akses langsung ke pembeli. “Saya akan bertemu dengan pembeli dari China, kita akan bicara soal kesepakatan kerjasama. Jadi ada kepastian soal harga, nanti di bulan Desember,” tegas Farid. Sebelum penurunan harga terjadi, semua sudah on track alias sesuai dengan target. Pada periode Januari-Juli 2010 volume ekspor sebesar 61.349 ton dengan nilai US$ 75, 73 juta. Sedang pada peridode yang sama tahun sebelumnya volume ekspor sebesar 50.259 ton dengan nilai penjualan US$ 49,68 juta.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Harga anjlok, nilai ekspor rumput laut tak capai target
JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperkirakan target ekspor rumput laut dengan volume 130.000 ton tahun ini akan terpenuhi, target ini lebih tinggi 35,70% dibanding volume ekspor rumput laut tahun lalu sebesar 95.797 ton. Namun untuk memenuhi target nilai ekspor senilai US$ 140 juta atau naik 42,85 % dibanding nilai ekspor tahun lalu sebesar US$ 98 juta, KKP terganjal anjloknya harga.Direktur Pemasaran Luar Negeri Kementerian Kelautan Saut P. Hutagalung menjelaskan, penurunan harga rumput laut ini terjadi karena ulah para pedagang pengumpul sejak bulan masuk bulan Oktober 2010 lalu. Perubahan harga terjadi pada rumput cottoni kering sebelumnya dijual Rp 12.000 per kg – Rp 13.000 per kg turun menjadi Rp 7.300 per kg.Menurut Tjahjana Anggadiredja Ketua Masyarakat Rumput Laut Indonesia, selama ini memang banyak eksportir melakukan spekulasi harga. Lantaran mencari harga murah, seringkali para eksportir tidak memperhatikan kualitas rumput laut. “Mereka yang menyebabkan kualitas rumput laut terlalu muda dipanen, tidak seragam karena mereka asal membeli saja,” kata Tjahjana. Sayangnya, Ketua Komisi Rumput Laut Indonesia Farid Ma'ruf menyatakan, para petani rumput laut tidak bisa menetukan harga, karena tidak memiliki akses langsung ke pembeli. “Saya akan bertemu dengan pembeli dari China, kita akan bicara soal kesepakatan kerjasama. Jadi ada kepastian soal harga, nanti di bulan Desember,” tegas Farid. Sebelum penurunan harga terjadi, semua sudah on track alias sesuai dengan target. Pada periode Januari-Juli 2010 volume ekspor sebesar 61.349 ton dengan nilai US$ 75, 73 juta. Sedang pada peridode yang sama tahun sebelumnya volume ekspor sebesar 50.259 ton dengan nilai penjualan US$ 49,68 juta.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News