PALU. Anjloknya harga karet mentah di tingkat petani di Sulawesi Tengah menyebabkan banyak petani enggan menyadap. Mereka memilih bekerja menjadi buruh bangunan dan di perkebunan kelapa sawit. James, salah seorang petani karet di Desa Lawangke, Kecamatan Lembo Raya, Kabupaten Morowali Utara, membenarkan jika harga komoditas ekspor itu menurun tajam hingga posisi Rp 5.000 /kg. Sebelumnya, harga karet mentah di tingkat petani sempat naik hingga mencapai Rp 20.000 /kg. Kebanyakan petani karet sekarang lebih memilih menjadi buruh bangunan atau bekerja sebagai buruh harian di perkebunan sawit dengan upah rata-rata Rp 60.000/orang/hari. "Kalau upah buruh bangunan lebih tinggi yaitu Rp 70.000/orang per hari," katanya.
Harga anjlok, petani karet memilih jadi buruh
PALU. Anjloknya harga karet mentah di tingkat petani di Sulawesi Tengah menyebabkan banyak petani enggan menyadap. Mereka memilih bekerja menjadi buruh bangunan dan di perkebunan kelapa sawit. James, salah seorang petani karet di Desa Lawangke, Kecamatan Lembo Raya, Kabupaten Morowali Utara, membenarkan jika harga komoditas ekspor itu menurun tajam hingga posisi Rp 5.000 /kg. Sebelumnya, harga karet mentah di tingkat petani sempat naik hingga mencapai Rp 20.000 /kg. Kebanyakan petani karet sekarang lebih memilih menjadi buruh bangunan atau bekerja sebagai buruh harian di perkebunan sawit dengan upah rata-rata Rp 60.000/orang/hari. "Kalau upah buruh bangunan lebih tinggi yaitu Rp 70.000/orang per hari," katanya.