Harga Aset Kripto Merosot Jelang Halving, Wajarkah?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Bitcoin (BTC) terus melandai jelang halving. Berdasarkan data coinmarketcap, per Minggu (14/4) pukul 19.12 WIB, harga BTC berada di US$ 64.246.

Dalam 24 jam terakhir, harga BTC turun 4,37% dan dalam sepekan telah turun 7,27%. Namun, sejak awal tahun masih naik 51,98%.

CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan, melihat data historis, koreksi harga ini merupakan pola berulang sebelum halving. "Koreksi harga yang signifikan biasanya mendahului setiap halving, yang kemudian membuka peluang bagi lonjakan harga berikutnya," ujarnya kepada Kontan.co.id, beberapa waktu lalu.


Dia mencontohkan, pada halving tahun 2012 terjadi koreksi harga Bitcoin secara dramatis mencapai 50,78%. Hal ini terjadi hanya beberapa bulan sebelum halving. Kemudian, Bitcoin naik ke level baru setelahnya.

Baca Juga: Harga Bitcoin Malah Jeblok Jelang Halving, Kenapa?

Pola serupa juga terjadi pada 2016 dan 2020, dengan koreksi sebelum halving masing-masing sebesar 40,37% dan 63,09%. Baru kemudian diikuti dengan pemulihan yang kuat pasca halving.

"Saran saya, manfaatkan momentum koreksi ini untuk membeli Bitcoin karena harganya sedang murah, sebelum harganya kembali bullish karena halving," sebutnya.

Di sisi lain, ia melihat ada pola yang cukup unik untuk halving tahun ini. Sebab reli BTC terjadi di awal, sebelum terjadinya momentum halving.

Baca Juga: Harga Bitcoin Anjlok Setelah Iran Lancarkan Serangan Terhadap Israel

Selain itu, koreksi menuju halving tahun ini juga tidak banyak, yaitu kurang lebih 20%. Karenanya, ia memperkirakan halving tahun ini akan membuat harga bitcoin naik dua kali lipat bahkan bisa lebih.

Selain halving, adapun pendorong harga aset kripto juga dipengaruhi oleh suku bunga the Fed. "Kemudian proses diluncurkannya ETF Ethereum juga akan mempengaruhi pergerakan harga aset kripto, terutama Ethereum," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati